Jejamo.com – Sejumlah ilmuwan dari University of Michigan melakukan riset untuk melacak pola tidur di seluruh dunia. Data yang dikumpulkan adalah usia, jenis kelamin, paparan cahaya, dan pola tidur di seratus negara.
“Kami menemukan bahwa tekanan sosial dan dorongan biologis yang menurun di malam hari menyebabkan orang menunda waktu tidur mereka dan memperpendek durasi tidur,” kata seorang peneliti seperti dilansir Mirror.
Penelitian ini menunjukkan waktu pergi ke tempat tidur mempengaruhi durasi tidur. Mereka juga menemukan, faktor utama yang menentukan kualitas tidur seseorang adalah usia.
Penelitian ini mengumpulkan data melalui aplikasi di smartphone. Para ilmuwan bertanya kepada 6.000 orang. Aplikasi tersebut meminta pengguna memasukkan informasi tentang usia, jenis kelamin, negara, dan zona waktu. Hal ini memungkinkan peneliti mendapatkan data tentang pola tidur di seluruh dunia.
Hasilnya, durasi tidur di dunia bervariasi. Di Singapura dan Jepang, durasi tidur seseorang rata-rata selama 7 jam 24 menit dan di Belanda 8 jam 12 menit.
Menurut para peneliti, kurang tidur selama setengah jam memiliki efek yang signifikan terhadap fungsi kognitif dan kesehatan. Jika kurang tidur, kemampuan kognitif seseorang menurun.
Durasi tidur yang disarankan adalah 7 jam. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika, kurang tidur meningkatkan risiko obesitas, diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular. Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita tidur 30 menit lebih lama daripada pria.(*)
Tempo.co