Jejamo.com, Bandar Lampung – Asep Hidayat (53), warga Jalan H Said, Gang Sukun, Kota Baru, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung, sudah hampir 15 tahun bekerja sebagai tukang parkir di Kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandar Lampung.
Asep menjelaskan selama 15 tahun menjadi tukang di Disnaker Kota Bandar Lampung hasil tidak menentu, menurutnya, selama 15 itu juga keuntungan yang didapat tidak menentu. Namun, hasil dari parkir digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
” Saya sudah 15 tahun jadi tukang parkir, hasilnya enggak menentu, paling saya bawa pulang hasil dari parkir satu hari cuma Rp20-30 ribu, paling kalau ada tambahan lain pegawai Disnaker menyuruh saya, nanti dapat upah dari mereka, ya enggak besar, tapi lumayan untuk tambahan, namun tidak tiap hari,” ujarnya kepada jejamo.com, Sabtu, 2/7/2016.
Bapak beranak 9 ini mengatakan dirinya tidak setiap hari menjadi tukang parkir di kantor Disnaker, ia harus bergantian bersama rekannya yang menjadi tukang parkir juga ditempat itu.“Seminggu 2 kali saya mendapat jatah parkir yaitu hari Selasa dan Kamis, sisanya ada teman-teman. Yang parkir disini ada tiga orang, jadi kami ganti-gantian,” ungkapnya.
Ia menambahkan, ia bersama rekan-rekannya memasang tarif 2 ribu untuk kendaraan bermotor dan mobil juga sama. Dirinya tetap menjalankan ibadah puasa walaupun masih bekerja.
“Tarif parkir 2 ribu, tapi kalau pengendara cuma kasih seribu saya terima juga saya juga nggak memaksa. Alhamdulillah, selama bulan puasa meski kerja saya tetap puasa, sayang kalau ditinggalkan. Takut tahun depan nggak ketemu lagi,” tandasnya.
Asep senang mendapat bantuan dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Lampung,” terimakasih atas bantuannya, semoga ini dapat saya gunakan untuk kebutuhan keluarga di rumah,” ucapnya.
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com
Tulisan ini dipersembahkan untuk Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Lampung.