Jejamo.com, Bandar Lampung – Fitri Handayani (43), warga Jalan Putri Dibalau, Gang Mangga, Kelurahan Kedamaian, Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung, sudah tiga tahun menjadi buruh cuci dan menggosok untuk menghidupi lima anaknya.
Meski upah yang diterimanya tidak besar, Fitri mampu menghidupi anak-anaknya tanpa harus mengemis. Dia bekerja pukul 08.00 – 12.00.
Fitri menceritakan, sudah tiga tahun iniia menjadi buruh cuci dan menggosok di Perumahan Vila Emas, Kotabaru, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung. Hasil kerja yang diterima tidak cukup untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.
“Saya terima upah Rp350 ribu per bulan. Tugas saya hanya mencuci dan menggosok pakaian. Dengan upah segitu memang enggak cukup, tapi mau gimana, cuma itu yang bisa saya kerjakan untuk kebutuhan anak-anak. Saya dibantu kedua anak yang bekerja sebagai tukang bangunan,” ujarnya kepada jejamo.com di kediamannya, Minggu, 3/7/2016.
Menurutnya, walaupun dibantu dengan kedua anaknya, untuk kebutuhan sehari-hari dirinya harus mencari utangan untuk makan keluarganya.
“Ada bantuan juga dari anak, tapi bisanya hanya hari Minggu. Namanya saja tukang bangunan terima gajinya mingguan, sedangkan untuk makan saya harus utang ke warung,” terang dia.
Ia menambahkan, upah yang diterima per bulan dan bantuan dari anak-anaknya harus dibagi lagi untuk membayar kontrakan rumah. Hanya anak tertua dan kedua yang membantunya, sedangkan sang suami hampir dua tahun tidak pulang.
“Bantuan dari anak tambahan untuk bayar kontrakan. Belum lagi untuk biaya sekolah anak-anak. Kalau suami saya enggak tahu kemana, soalnya sudah dua Lebaran enggak pernah pulang dan kasih nafkah. Tapi, biarkan saja, yang penting saya sanggup membesarkan lima anak saya,” tandasnya.
Fitri mengucapkan terima kasih kepada Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Lampung atas pemberian bantuannya.
“Terima kasih atas bantuannya, semoga bantuan yang saya terima dapat saya gunakan untuk keperluan anak-anak,” ucapnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com