Jejamo.com – Pemerintah Turki bersumpah akan menciduk semua pelaku kudeta yang gagal pada Jumat, 15/7/2016 lalu, termasuk ulama di Amerika Serikat, Fethullah Gulen, anggota militer, kepolisian, hakim, termasuk para pendidik di universitas dan sekolah.
Sekitar 50 ribu orang terdiri atas tentara, polisi, hakim, pegawai negeri sipil, dan guru ditahan sejak kudeta pada Jumat pekan lalu, seiring dengan ketegangan serangan kelompok militan ISIS di perbatasan Suriah.
“Organisasi teroris tidak akan bisa menjadi pion efektif di negara mana pun. Kami akan menggali mereka hingga ke akar-akarnya,” ujar Perdana Menteri Binali Yildrim, yang mengacu pada para pengikut Fethullah Gulen.
Juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pemerintah sedang mempersiapkan permintaan resmi kepada Amerika Serikat untuk mengekstradisi Gulen, yang dituding berada di balik kudeta gagal pada Jumat pekan lalu.
Gulen, 75 tahun, saat ini tinggal di tempat pengasingan di Pennsylvania, Amerika Serikat. Namun Gulen, yang memiliki pendukung di Turki, mengutuk keras kudeta yang menelan sedikitnya 232 nyawa tersebut. “Dia menolak dituduh berada di balik aksi tersebut,” tulis Al Arabiya, Selasa, 19/7/2016.
Gulen dalam keterangannya kepada media mengatakan pentas kudeta Jumat pekan lalu itu dijadikan alasan oleh Erdogan untuk melakukan kekerasan guna melanggengkan kekuasaan yang dipegang selama 14 tahun.(*)
Tempo.co