Rabu, November 13, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Hati-Hati! Banyak Konsumsi Daging Merah Sebabkan Kerusakan Ginjal

Daging merah terutama daging babi diduga telah berpengaruh tehadap sejumlah kerusakan ginjal. | Instafood.com

Jejamo.com – Makan daging merah, sangat terkait dengan peningkatan risiko penyakit ginjal stadium akhir, yang berakibat berhentinya fungsi ginjal normal. Hubungan daging merah dan ginjal digambarkan “bergantung pada dosis”, di mana makin tinggi frekuensi dan kuantitasnya, risikonya akan semakin besar.

“Temuan kami menyarankan agar pasien dengan penyakit ginjal kronis atau yang mengkhawatirkan kesehatan ginjalnya untuk mempertimbangkan beralih ke sumber protein berbasis tanaman,” kata Woon-Puay Koh, profesor di Office of Clinical Sciences di Duke-NUS Graduate Medical School di Singapura.

Namun, jika mereka masih memilih untuk makan daging, mengkonsumsi ikan, kerang, dan daging unggas merupakan alternatif yang lebih baik.

Studi ini juga menemukan data baru terkait reaksi tubuh terhadap asupan protein, terutama daging merah. “Ini menambah informasi yang berguna dan menjadi salah satu pedoman dalam sains,” kata Allon Friedman, profesor kedokteran di Indiana University School of Medicine di Indianapolis, Amerika Serikat.

Ia menyatakan, jika masih ingin mengkonsumsi daging merah, lakukan secara bijak dan dalam dosis sedang.

Di Indonesia, jumlah pasien yang saat ini menderita ginjal kronis stadium V sebanyak 96 ribu orang. Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Dr Dharmeizer dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu mengungkapkan, jumlah penderita penyakit ginjal kronik di Indonesia terus meningkat.

Penyebabnya komplikasi dari hipertensi dan diabetes. “Dua penyebab terbesar di Indonesia, 31 persen kurang-lebih karena hipertensi dan 26 persen diabetes melitus,” ungkap Dharmeizer dalam diskusi “Keamanan Pangan Produk Minuman,” di Jakarta.

Gaya hidup masyarakat yang sering mengkonsumsi makanan siap saji ditengarai menjadi penyebab hipertensi yang berujung penyakit ginjal kronis. Hal itu disebabkan oleh makanan siap saji yang mengandung kadar garam cukup tinggi.(*)

Tempo.co

Populer Minggu Ini