Jejamo.com, Lampung Timur – Jika para gajah yang berada di Pusat Konservasi Gajah atau Pusat Latihan Gajah Way Kambas bisa membaca, mungkin mereka akan bergembira. Pasalnya, dalam waktu dekat, di setiap patok yang menjadi menempatkan satwa itu akan diberi tempat minum sendiri. Sehingga para pawang tak mesti membawa mereka ke kolam khusus untuk minum.
Di Taman Nasional Way Kambas sendiri, ada enam puluhan gajah terlatih dengan komposisi jantan yang lebih dari separuh. Bagian Umum Pusat Konservasi Gajah Way Kambas Catur mengatakan, dengan tempat minum khusus itu, lebih menjamin pasokan air bersih kepada satwa berbelalai panjang itu.
“Insya Allah bulan depan sudah dimulai pembangunan tempat air di 60 patok tempat gajah gajah itu berada,” ujar Catur kepada jejamo.com di Pusat Konservasi Gajah, Jumat, 26/8/2016, dalam sesi fieldtrip jurnalis Hari Gajah Internasional yang diinisiasi Taman Nasional Way Kambas, Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS IP), dan Universitas Lampung.
Catur menjelaskan, tempat air minum itu akan mengefisiensikan kerja mahot atau pawang. Kerja pawang ke depan akan lebih efisien. Mereka bisa fokus untuk peningkatan kemampuan gajah dalam melakukan atraksi atau berpatroli.
Menurut Catur, ini adalah langkah yang diambil pihaknya karena sumber daya air mencukupi. “Alhamdulillah kalau air cukup. Kami sudah ada tiga sumur untuk memenuhi kebutuhan minum gajah dan kebutuhan tempat konservasi ini,” ujar Catur.
Adapun tiga tingkatan gajah di sini adalah untuk patroli, tunggangan, dan atraksi. Gajah untuk patroli dipilih gajah jantan dewasa. Sedangan gajah betina dewasa untuk tunggangan dan gajah anakan sudah dilatih untuk atraksi. Hari Gajah Internasional sendiri jatuh pada 12 Agustus lalu.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com