Jejamo.com, Lampung Utara – Langkah warga Kampung Gunung Labuhan, Sungkai Selatan, Lampung Utara yang menebang pohon lada di kebunnya kini disesali sendiri. Sebanyak 1.450 hektar kebun lada milik warga, kini telah berganti dengan singkong karena tergiur keuntungan tanaman itu.
“Banyak warga yang menyesal karena sekarang harga lada sudah mahal. Sementara pendapatan dari singkong hanya segitu-segitu saja,” ujar mantan kepala kampung Gunung Labuhan, Lamiran. Selasa, 30/8/2016.
Menurut Lamiran, dulu banyak warga yang menebang pohon ladanya karena harga singkong terus melonjak, sementara lada tak pernah berubah nilai jualnya. “Mereka ingin merubah nasib dengan tanaman singkon. Tapi sekarang malah lada yang mahal,” terang Lamiran.
Akibatnya, banyak warga kampung itu yang kini masih terjerat kemiskinan. Dari 712 kepala keluarga, 85 persen diantaranya masih menggunakan WC cemplung, 60 rumah dikampung itu dinyatakan tak layak huni.
“Banyak rumah warga yang papannya sudah hancur. Lantai rumah masih tanah, dan cempelong dan ada 60 rumah yang tidak layak huni,masih dinding papan susun sirih papanya sudah hancur didalam rumah masih tanah,tambah Lamiran.
Menurut Lamiran, seharusnya pemerintah Lampung Utara lebih peka dengan kondisi warganya. “Kami ini butuh diberi pekerjaan untuk menopang hidup. Setidaknya diberi informasi atau penyuluhan agar bisa mendapat penghasilan,” harapnya.(*)
Laporan Buhairi Aidi, Wartawan Jejamo.com