Jejamo.com, Lampung Tengah – Sejumlah anggota Komisi III DPRD Lampung Tengah menemui para pedagang Pasar Rumbia yang ngeluruk ke Kantor DPRD setempat, Rabu, 25/7/2016. Kedatangan dan unjuk rasa pedagang untuk meminta kalangan legislator menghentikan pembangunan Pasar Rumbia.
Anggota Komisi III DPRD Lampung Tengah Jahri Effendi mengatakan, akan menyampaikan aspirasi pedagang kepada Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah. Jahri juga mengimbau pengembang untuk menghentikan sementara pembangunan pasar itu lantaran ada penolakan dari pedagang.
“Setop saja dahulu. Kami coba memediasi. Nanti kalau sudah selesai dan ada jalan tengah, barulah pembangunan Pasar Rumbia bisa dilanjutkan,” ujarnya saat menerima perwakilan pedagang.
Para pedagang sendiri menolak pembangunan pasar lantaran harga yang dipatok pengembang yakni PT Saibumi Mandiri dinilai mahal. Para pedagang juga menilai, tempo pembayaran pelunasan juga terlalu cepat.
Mereka meminta harga diturunkan dan deadline pembayaran diperlonggar. Menurut pedagang, harga yang dipatok itu bisa menyengsarakan mereka.
Para pedagang diminta menyetor uang sebesar 30 persen dari harga yang ditetapkan pengembang. Jika sampai Agustus tidak membayar, para pedagang tidak diperbolehkan membeli dan hanya bisa menyewa kios.
Sebelum bertemu dengan anggota DPRD Lampung Tengah, puluhan pedagang Pasar Rumbia menggelar demo di depan Gedung Dewan setempat. Mereka berorasi secara bergantian.
Intisari orasi adalah menolak pembangunan pasar jika harga kios yang dipatok pengembang masih mahal. Mereka juga meminta deadline pembayaran diperlonggar, tidak bulan Agustus 2016.
Beberapa pedagang bahkan sampai menangis saat sedang berorasi. Di dalam gedung, mereka juga menunjukkan surat yang mematok harga kios dan tenggat pembayaran 30 persen dari harga jual.
Jahri berjanji akan melakukan kajian terhadap persoalan ini di Komisi III. Ia berharap, persoalan ini lekas selesai dan tidak berlarut-larut.(*)
Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com