Jejamo.com, Bandar Lampung – Kepala Perum Bulog Lampung Dindin Syamsuddin mengatakan bahwa Lampung merupakan salah satu dari 7 divre yang termasuk dalam penyangga pangan nasional.
Hal ini seperti dijelaskannya pada acara Pelepasan Pengiriman 30.000 ton beras hasil produksi petani Lampung, menuju Medan, Aceh, Riau dan Jambi di Pelabuhan Panjang, Jumat, 9/9/2016.
Pengiriman ini dinilai sebagai prestasi Provinsi Lampung, karena belum pernah sebelumnya Bulog divre Lampung mampu mengirimkan beras hasil pengadaan lokal, untuk kebutuhan pangan di Aceh dan Medan. “Tahun ini merupakan prestasi karena kita mampu melakukannya,” ujar Dindin.
Sebagaimana yang diketahui, perum Bulog ditugasi pemerintah untuk mengamankan stok pangan, menstabilkan harga tingkat produsen dan konsumen. Untuk mewujudkan cita-cita dalam kedaulatan pangan, Bulog menargetkan penyerapan gabah dari petani sebesar 3,9 juta ton setara beras. Target tersebut tersebar di 26 Divre seluruh Indonesia.
Khusus Lampung, Perum Bulog ditargetkan melakukan penyerapan gabah dan beras petani sebesar 125.000 ton beras PSO dan 25.000 ton beras komersial.
Dari target yang telah ditetapkan, Perum Bulog Divre Lampung per 8 September 2016 telah berhasil menyerap beras petani Lampung sebesar 130.000 ton atau 104.00% dari target PSO. Keberhasilan ini merupakan capaian tertinggi sepanjang sejarah Perum Bulog Divre Lampung. Dari 7 divre penyangga pangan nasional, Lampung menduduki peringkat teratas diantara 7 divre tersebut.
“Secara persentase dari yang ditargetkan, Provinsi Lampung berada diurutan pertama dari 7 divre penyangga Pangan nasional. Namun secara tonase Provinsi Lampung masih berada diurutan kelima. “Selama ini Lampung juga tidak pernah melewati tonase pencapaian NTB dan Sumsel, tapi tahun 2016 ini kita mampu melewatinya” tutur Dindin.(*)
Laporan Prayogo Danu Putra, Kontributor Jejamo.com