Berita Mancanegara, Jejamo.com – Sebuah pesawat jet F-16 militer Amerika Serikat diserang di Afghanistan, pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat di luar jadwal.
Juru bicara Pentagon, Jeff Davis mengatakan, pesawat itu terkena tembakan senjata ringan yang merusak salah satu stabilisator pesawat. Hal itu memaksa pilot untuk membuang dua tangki bahan bakar eksternal dan tiga buah amunisi sebelum mendarat dengan aman.
Pentagon tidak mengungkap insiden tersebut hingga pihak media memberitakannya.
Hal ini terungkap ketika sebuah pernyataan dari koalisi NATO yang dipimpin AS pada Senin, 19/10/2015 mengatakan, “F-16 menghadapi tembakan di Provinsi Paktia di Afghanistan, yang mengenai salah satu stabilisator pesawat dan merusak salah satu amunisi.” Seperti dilansir CNN Indonesia.
Sementara pilot pesawat, Kapten Susan Harrington dari Angkatan Udara AS dalam pernyataan yang dikeluarkan Nato itu mengatakan, bahwa pesawat berhasil mendarat kembali dengan selamat di lapangan udara Bagram.
“Pilot kami secara rutin menghadapi ancaman dari tanah, namun mereka terlatih dan siap untuk menanggapi setiap ancaman atau serangan,” ujar Harrington.
Hingga kini, militer As masih belum tau jenis senjata ringan yang digunakan untuk menyerang pesawat tersebut.
Seorang pejabat Pentagon lainnya mengatakan menduga serangan itu dilakukan dengan senjata kecil karena jika rudal yang digunakan, maka pesawat kemungkinan akan jatuh.(*)
Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru dan Terpercaya
