Jejamo.com, Lampung Tengah– Bupati Lampung Tengah, Mustafa, mengaku prihatin dengan anjloknya harga komoditas singkong di kabupaten setempat. Pasalnya saat ini harga singkong turun di level terendah yakni Rp 700 sampai Rp 600, per kilogramnya.
Dengan mengenakan baju hitam yang melambangkan duka cita, orang nomor satu di Lampung Tengah itu terjun langsung meninjau sejumlah pabrik tapioka yang menampung hasil panen singkong petani di Lampung Tengah, seperti PT. Umas Jaya dan PT. Sinar Laut.
Mustafa menegaskan, kunjungannya ini merupakan tindak lanjut dari banyaknya keluhan petani terkait anjloknya harga singkong. Kunjungan bertujuan untuk menyalurkan aspirasi petani dan memastikan harga singkong di tingkat pabrik.
“Harga singkong yang sebelumnya mencapai Rp1.400 per kilo lalu merosot hingga Rp600 per kilo. Ini membuat petani menjerit Informasi yang saya dapatkan, kenaikan harga singkong disebabkan adanya singkong dari Vietnam yang membanjiri pasar,” ujar Bupati, saat diwawancarai jejamo.com, Kamis, 15/09/2016.
Ia menambahkan, Lampung Tengah merupakan salah satu penghasil singkong terbesar di Lampung yakni 30 persen. Anjloknya harga komoditas ini dikhawatirkan akan mempengaruhi ekonomi masyarakat di Lamteng. Bupati sangat menyayangkan kebijakan pemerintah yang melakukan impor singkong tanpa mengkaji terlebih dahulu dampak di kalangan petani. Dia berharap kebijakan impor harus dievaluasi, hentikan semua impor yang merugikan rakyat.
Bupati Lampung Tengah berjanji akan menyampaikan langsung permasalahan ini kepada Menteri Perdagangan yang rencananya akan melakukan kunjungan kerja di Lampung Tengah dalam waktu dekat.
“Pemerintah harus lebih peka, hentikan impor barang yang merugikan petani kita. Jika tidak ada kendala pada Sabtu 17/09/2016, kita akan menerima kunjungan Menteri Perdagangan. Ini akan saya sampaikan dan berharap pemerintah pusat bisa memberikan solusinya,” tegas Mustafa.
Banyaknya laporan terkait tingginya potongan penyusutan barang, Mustafa meminta agar perusahaan bijak menentukan besarnya potongan penyusutan. Jangan sampai petani semakin menderita dengan anjloknya harga ditambah potongan penyusutan.
“Kashian dengan petani, sudah harga anjlok, harga masih dipotong dengan presentasi cukup tinggi. Perusahaan juga harus memikirkan nasib petani Sudah saya sampaikan. Perusahaan harus bijak, potongan jangan terlalu besar,” pungkas Bupati.
Sementara itu, Supardi perwakilan PT. Umas Jaya menjelaskan penurunan harga singkong terjadi secara nasional menyusul adanya impor singkong dari Vietnam. Terkait kunjungan bupati, pihaknya sangat mengapresiasi dan berharap pemerintah segera menemukan solusi permasalahan ini.
“Impor harus dikendalikan untuk menyelamatkan harga lokal, pak bupati Mustafa diharapkan bisa memediasi permasalahan ini. Anjloknya harga singkong sudah menjadi permasalahan nasional, tak hanya di Lampung tetapi juga di Bangka dan Sulawesi,” tandasnya.(*)
Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com