Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Atap SMPN 12 Kotabumi Ambruk, Beruntung Tak Ada Korban Jiwa

Atap ruang kelas 8c SMPN 12 Kotabumi yang ambruk, diduga karena kayu yang digunakan buruk | Lia/jejamo.com
Atap ruang kelas 8c SMPN 12 Kotabumi yang ambruk, diduga karena kayu yang digunakan buruk | Lia/jejamo.com

Jejamo. Com,  Lampung Utara – Atap salah satu lokal kelas Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 12, Kotabumi Lampung Utara ambruk, pada senin (19/9/2016) sekira pukul 15.30 WIB. Beruntung lokal kelas yang sebelumnya digunakan oleh kelas 8C tersebut sudah lama dikosongkan, sehingga tidak ada korban.

Suwandi,  Kepala Dinas Pendidikan Lampung Utara, saat mengetahui insiden tersebut langsung turun dan melihat secara langsung dilokasi ambruknya atap sekolah tersebut.

“Dapat kita lihat, kalau dilihat secara fisik bangunan ini belum nampak rusak, tetapi ini bisa saja terjadi karena faktor usia kayu yang sudah lapuk, atau mungkin juga karena faktor alam. Dan memang SMP N 12 ini tidak mendapat rehap,  karena untuk DAK di tahun 2016 ini tidak ada serta tidak masuk dalam blogren dari pemerintah pusat,” ujar Suwandi, saat dimintai keterangan usai mengecek abruknya salah satu atap di SMPN 12 tersebut.

Suwandi menambahkan, pihaknya akan menerjunkan tim perencanaan dari Dinas Pendidikan setempat, guna melihat sejauh mana pembangunan bagi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

“Kita akan turunkan tim perencanaan dari Dinas Pendidikan. Setelah itu akan kita lakukan proses selanjutnya seperti berkoordinasi dengan Pak Bupati dan pihak aset untuk pelelangan.” Imbuh dia.

Sementara di tempat yang sama, Neneng Sarniati, Kepala SMPN 12 mengatakan, bangunan yang ambruk tersebut sudah ada sejak pertama kali sekolah tersebut berdiri yakni pada tahun 2004. Sampai saat ini belum pernah mendapatkan perbaikan. Namun pihak sekolah juga sudah memindahkan anak anak untuk tidak menggunakan bangunan tersebut sebagai tempat belajar dan bahkan tempat bermain.

“Ini memang bangunan awal berdiri tahun 2004, sudah kita perintahkan untuk tidak digunakan untuk belajar mengajar sejak 3 bulan yang lalu, dan kegiatan belajar mengajar siswa siswi kita alihkan ke ruang UKS.” Ujar Neneng Sarniati.

Neneng melanjutkan, dirinya sudah melaporkan hal tersebut ke Dinas Pendidikan, dan untuk keamanan sejak tiga bulan lalu sudah dipasang tali agar anak anak tidak mendekat dan bermain di lokasi tersebut. “Ini sepertinya konstruksi material kayunya tidak bagus, karena sudah tua juga, kita laporkan ke dinas,” pungkasnya.(*)

Laporan Buhairi Aidi dan Lia, Wartawan Jejamo.com

 

 

 

 

Populer Minggu Ini