Berita Lampung Timur, Lampung, Jejamo.com – Menjelang panen raya, sejumlah petani di Desa Way Mili, Kecamatan Gunung Pelindung, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) setiap harinya disibukkan dengan menjaga tanaman padi dari serangan kawanan burung.
Berbagai cara dilakukan petani, mulai dari memasang orang-orangan sawah, membentangkan tali rafia dengan gantungan kaleng, botol bekas air mineral, plastik warna warni, yang maksudnya untuk menakut-nakuti kawanan burung agar tidak hinggap dan memakan padi mereka.
Guntra Fulung (58), salah satu petani, mengakui setiap hari dia menjaga tanaman padinya agar tidak habis dimakan burung.
“Kalau tidak dijaga bisa habis. Ini masih mending sedikit, biasanya kawanan burung datang dalam jumlah besar, satu petak tanaman bisa habis,” kata dia, kepada jejamo.com di sela kesibukannya menghalau kawanan burung, Rabu (21/10/2015).
Ia menjelaskan, aktivitas ini mulai matahari terbit atau sekitar pukul 06.00-10.00. “Kalau hari sudah mulai siang kawanan burung berkurang, dan saya bisa istirahat. Sekitar pukul 14.00 WIB sampai sore hari sawah harus kembali dijaga, kalau tidak bisa habis padi di sawah,” kata dia.
Toni Tanamal (40), petani lainnya, mengatakan memang pekerjaan menjaga tanaman padi di sawah dari serangan burung sangat menyita waktu, namun karena itu sudah menjadi rutinitas petani di tempat itu saat menjelang panen, seolah tidak terasa.
Ia dan petani lain di lokasi persawahan tersebut juga merasa bersyukur karena sawah di tempat itu terhindar dari kekeringan, tidak seperti lokasi persawahan tadah hujan lain yang banyak mengalami kekeringan akibat kemarau dan terancam gagal panen.
“Ya ini memang sudah risiko petani, tetapi kami di sini tetap bersyukur padi sini bagus meski musim kemarau, insya Allah hasil panennya juga bagus nantinya,” kata dia.
Petani di tempat itu mengharap pemerintah melalui dinas terkait membantu obat-obatan pupuk, bibit, sarana-prasarana pertanian lainnya untuk mereka di tempat itu.
Laporan Winar, wartawan Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya