Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Pencak Silat Tambah Dua Medali Perunggu untuk Lampung pada PON XIX Jawa Barat

Pertandingan cabang pencak silat PON XIX Jawa Barat di Graha Laga Satria, ITB, Jumat, 23/9/2016 | ist
Pertandingan cabang pencak silat PON XIX Jawa Barat di Graha Laga Satria, ITB, Jumat, 23/9/2016 | ist

Jejamo.com, Bandung – Dua atlet pencak silat Lampung sumbang medali perunggu pada PON XIX Jawa Barat, dalam ajang yang digelar di Graha Laga Satria, ITB, Jumat, 23/9/2016.

Lampung yang melangkah mantap ke semifinal dengan menempatkan dua atletnya Nadir Syahputra, yang bertanding di kelas G putra dan Afif Setiawan di kelas E putra. Namun keduanya harus kalah dan hanya mampu menyumbang medali perunggu.

Afif kalah tipis dengan skor 2-3 ketika berhadapan dengan Komang Harik Adi Putera. Bermain ngotot sejak ronde pertama, Afif justru tertinggal point dari atlet dari asal Bali tersebut. Di babak kedua dan ketiga Afif terus mendesak lawan. Sayang hingga akhir ronde ketiga, atlet berusia 21 tahun itu gagal menutup selisih point dengan lawannya dan dipastikan tidak akan berlaga dalam putaran final yang akan digelar Minggu (25/9)

Mengomentari kekalahan dari kontingen Bali itu, pelatih kepala cabor pencak silat Lampung Sukoco mengaku tetap optimistis. Menurutnya Afif sudah bermain sebaik mungkin, meski gagal menundukan lawan. Faktor jam terbang, menjadi kendala ketika berhadapan dengan altit yang lebih senior baik dari segi umur maupun pengalaman bertanding katanya.

“Afif bermain bagus, dalam laga tadi secara teknik dan mental kami berhasil imbang dengan lawan. Menyakitkan memang ketika juri memutuskan kami kalah point. Atlet lawan memang tangguh, terbukti dengan sebelumnya dia berhasil menggulung Jawa Barat, dalam babak penyisihan,” katanya kepada awak media ditemui selepas laga.

Sedangkan Nadir, juga tumbang ketika berhadapan dengan Hendra Wahyu Hidayat, dalam laga semifinal yang digelar sore harinya. Nadir tersingkir usai bertanding tiga ronde melawan atlet asal Kalimantan Timur itu. Tertinggal point di ronde pertama, Nadir kehilangan fokus dan gagal memaksimalkan peluang di sisa dua ronde berikutnya.

Sukoco mengakui Nadir sempat kecolongan di ronde pertama. Sejumlah serangan yang mudah untuk diantisipasi justru masuk sebagai point. Di ronde dua dan tiga, Nadir yang bermain lebih agresif justru menjadi korban counter dan bantingan lawan yang bermain lebih tenang. Penunjuk waktu pertandingan juga sempat rusak di tengah laga, sehingga koordinasi dengan atlit memburuk dan timnya gagal mengatur tempo permainan.

Menurutnya memang disayangkan dua atlet Lampung tersingkir di semifinal, tapi hal tersebut bukanlah akhir pencak silat bagi Lampung. Hal tersebut justru menjadi cambuk bagi pihaknya dalam melanjutkan pembinaan atlet sekaligus pencarian bibit-bibit muda potensial.(*)

Laporan Tim Liputan PON Jawa Barat

 

 

Populer Minggu Ini