Jejamo.com, Bandung – Meski berhasil bermain imbang pada babak ke-8 melawan pecatur Bali, Era Susanti, Sabtu 24/9/2016, peluang pecatur Lampung Via Lastiningtyas memperoleh medali tertutup. Pada perebutan medali catur kategori klasik perorangan putri PON XIX Jawa Barat 2016 di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, hari ini, Via urung mendapat medali.
Kepastian hilangnya medali diperoleh saat Via menelan kekalahan dari Women Nasional Master (WNM) Diah Rahmawati, wakil Provinsi Banten, pada babak ke-7 yang berakhir siang tadi, Sabtu/24/2016.
Kehilangan 1 poin mencegah upaya Via mengejar ketertinggalan dari WGM Medina wakil DKI Jakarta 6,5 poin, WGM Irene wakil Jabar (6 poin), dan WIM Chelsea Monika wakil Kaltim (5 poin).
Sejak awal pertandingan, Sekretaris Pengprov Percasi Lampung Joli Sanggam menyatakan jika peluang perolehan medali di kategori perorangan putri ketat.
“Pada pertandingan ini terdapat dua grand master dan satu internasional master, sulit mendapat medali, kecuali ada faktor lucky,” katanya saat pertandingan babak ke-1 digelar, Rabu, 21/9/2016.
Joli menilai, lolosnya Via menuju PON XIX merupakan prestasi tersendiri bagi Percasi Lampung.
“Dengan lolosnya Via saat Pra-PON merupakan prestasi bagi peecaturan Lampung. Sejak dulu belum pernah ada pecatur Lampung yang berhasil menembus PON,” ungkap Joli.
Menemui media, Via meminta maaf kepada masyarakat Lampung telah gagal memperoleh medali.
“Maaf karena tidak berhasil memenuhi harapan, tapi saya yakin mampu lebih baik ke depannya,” ujar Via usai laga babak ke-8.
Via menilai, jarangnya ajang catur skala nasional yang diikuti menjadi sebab minimnya pengetahuan ia terhadap perkembangan pemain lain.
“Saya berharap ke depannya sering diikutkan dalam pertandingan skala nasional, kalau bisa internasional. Karena tiap waktu selalu ada teori terbaru pada opening permainan. Dan jadi lebih paham juga dengan perkembangan pemain nasional,” ucapnya.(*)
Laporan Arif Surakhman, Wartawan Jejamo.com