Jejamo.com – Guru Besar Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi menggunakan sejumlah cara saat menipu sejumlah korbannya dengan modus penggandaan uang. Salah satunya, pengikut padepokan tersebut diberi peti ajaib berukuran kecil seperti kotak amal.
“Kotaknya terbuat dari kayu dan ada ukiran bagus. Hanya boleh dibuka sewaktu-waktu dan sudah ditentukan tanggal pembukaannya,” kata salah satu korban warga Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, yang tak ingin disebutkan namanya. Rabu, 28/9/2016.
Kotak itu dipercaya berisi uang berlipat ganda yang tiba-tiba muncul beberapa lama setelah korban menyetor uang lewat kordinator pengikut Taat di Situbondo. “Tak sampai hitungan tahun, hitungan bulan dipercaya akan muncul uang berlipat ganda,” ujarnya.
Namun nyatanya, uang yang dipercaya muncul secara gaib itu tak ada. Anehnya, sampai sekarang masih ada pengikut Taat yang percaya ihwal kotak ajaib tersebut. Di Situbondo diperkirakan ada ratusan pengikut Taat. “Jumlah uang yang mereka setorkan sudah mencapai puluhan milyar,” katanya.
Pada 22 September 2016, jajaran Polda Jawa Timur menggerebek Padepokan Kanjeng Dimas dan menangkap pemiliknya, Taat Pribadi, yang diduga terlibat kasus pembunuhan berencana terhadap mantan santrinya. Taat diduga memerintahkan anak buahnya bernama Wahyu menghabisi Abdul Gani dan Ismail Hidayah.
Polisi menduga korban dibunuh lantaran akan membongkar praktek penggandaan uang sang guru. Polda menetapkan satu tersangka, yakni Taat Pribadi, tapi penyidik sedang memburu tiga buron lain yang diduga kuat terlibat pembunuhan itu. Polres Probolinggo juga menetapkan enam tersangka dari warga setempat dalam kasus ini.(*)
Tempo.co