Jejamo.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte sudah memerintahkan Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana agar tidak usah mempersiapkan latihan bersama militer dengan AS lagi tahun depan.
Associated Press melaporkan, Dutertekini mulai mendekati Rusia dan Cina. Duterte menegaskan, ia takkan membatalkan Perjanjian Pertahanan Bersama dengan AS tahun 1951 yang merupakan payung keamanan bagi negaranya. Namun demikian, Durter akan menyusun politik luar negeri yang tidak bergantung pada AS.
Lorenzana mengatakan pekan lalu ia sudah menjelaskan kepada Duterte manfaat dan arti penting dari latihan militer bersama yang bersifat tahunan itu, terutama apabila terjadi bencana alam yang memerlukan operasi pemberian bantuan dan juga jika timbul krisis keamanan.
Ia berharap keputusan mengenai partisipasi negaranya dalam latihan bersama itu dapat diambil sebelum kedua pihak memulai persiapan untuk melakukannya.
Satu latihan tempur antara pasukan AS dan Filipina berakhir hari Selasa (11/10/2016), sehari lebih awal akibat suasana yang tidak punya kepastian sebab Duterte mau mengakhiri latihan seperti itu karena menurutnya hanya bermanfaat bagi militer AS.
Dutabesar AS untuk Filipina yang akan melepas jabatan, Philip Goldberg mengatakan Washington ingin meneruskan aliansi yang kokoh dengan Filipina sebab sama-sama bermanfaat bagi kedua negara.
Menurut Goldberg, AS mempunyai komitmen kepada Filipina, kepada bangsa Filipina dan kesejahteraan ekonomi Filipina. Duterte memulai jabatan presiden bulan Juni dan menyebut dirinya politisi sayap kiri. AS mengecam kebijakan berdarah yang ditempuhnya dalam memerangi narkoba dan hal ini membuatnya berang.(*)
Kompas.com