Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

ADVERTORIAL: Bupati Lampung Tengah Mustafa Turun Tangan, Harga Singkong Naik Jadi Rp700/Kg

Bupati Lampung Tengah Mustafa menyalami petani yang menggelar doa bersama dan tasyakuran atas kenaikan harga singkong. | Raeza Handani/Jejamo.com
Bupati Lampung Tengah Mustafa menyalami petani yang menggelar doa bersama dan tasyakuran atas kenaikan harga singkong. | Raeza Handani/Jejamo.com

Jejamo.com, Lampung Tengah – Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya harga singkong di Kabupaten Lampung Tengah naik dari Rp560 per kg menjadi Rp700 per kg. Kenaikan ini ditandai penandatanganan kesepakatan (MoU) yang dilakukan empat perusahaan tapioka di Lampung Tengah, Minggu, 30/10/2016 di rumah dinas bupati.

MoU dimediasi langsung Bupati Lampung Tengah Mustafa dan disaksikan Poktan dan petani singkong di Lampung Tengah. Keempat perusahaan menyatakan siap menaikkan harga singkong per 1 November 2016, yakni PT. Aroma Mega Sari, PT. Budi Makmur Perkasa, PT. Budi Subur Tanindo dan PT. Alu Aksara Pratama.

Selain menyatakan siap menaikan harga singkong, perusahaan juga menyampaikan komitmennya untuk ikut serta mempedulikan kesejahteraan petani khususnya petani singkong di Lamteng dan akan meninjau ulang potongan yang berkaitan dengan kualitas singkong (cukup umur, tidak ada bonggol dan tanah).

Salah satu perusahaan tapioka menandatangani nota kesepahaman yang berisi kenaikan harga singkong dari Rp560 menjadi Rp700 per kg mulai 1 November. | Raeza Handani/Jejamo.com
Salah satu perusahaan tapioka menandatangani nota kesepahaman yang berisi kenaikan harga singkong dari Rp560 menjadi Rp700 per kg mulai 1 November. | Raeza Handani/Jejamo.com

Dalam sambutannya, Mustafa menuturkan mediasi perusahaan tapioca dengan petani singkong merupakan tahap kelima upayanya dalam memperjuangkan harga singkong di Lamteng. Sebelumnya ia telah mengumpulkan petani singkong, melakukan sidak perusahaan, melayangkan surat ke presiden, lalu mendampingi petani menemui Menteri Perdagangan.

“Selanjutnya saya memanggil perusahaan-perusahaan tapioca di Lampung Tengah, meminta perusahaan menaikan harga yang dituangkan dalam nota kesepakatan hari ini. Saya akan terus berjuang mengingat sebagian besar masyarakat kita menggantungkan hidup dari singkong,” ungkap Mustafa.

Adanya serangan impor dan produk-produk singkong dari luar daerah, Ia meminta agar perusahaan memprioritaskan produk singkong dari Lampung Tengah. Begitu juga potongan, perusahaan diharapkan bijak menetapkan potongan. Jangan sampai potongan membuat rugi petani.

Bupati Lampung Tengah Mustafa saat memberikan arahan dalam mediasi nota kesepakatan perusahaan tapioka dan petani singkong untuk menaikan harga, Minggu, 30/10/2016. | Raeza Handani/Jejamo.com
Bupati Lampung Tengah Mustafa saat memberikan arahan dalam mediasi nota kesepakatan perusahaan tapioka dan petani singkong untuk menaikan harga, Minggu, 30/10/2016. | Raeza Handani/Jejamo.com

Mustafa juga menyampaikan terima kasih kepada keempat perusahaan dan berharap kesepakatan kenaikan harga dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Langkah ini diharapkan akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan tapioca lainnya di Lampung Tengah.

“Jika perusahaan masih ingin cari untung di Lampung Tengah, saya minta perusahaan bantu petani. Perusahaan harus peduli, jangan hanya mau cari untung saja. Perusahaan jangan pura-pura tidak tahu dengan jeritan petani. Saya juga berharap harga bisa terus naik hingga angka ideal,” tegas pasangan dari Loekman Djoyosoemarto ini.

Langkah kongkrit Mustafa dalam menaikan harga mendapatkan apresiasi dari perusahaan dan petani yang hadir. Eddy Liem, mewakili PT. Sungai Budi Group mengatakan kesepakatan dibuat menjawab permintaan Bupati Mustafa agar perusahaan menaikan harga. Kepedulian bupati, diakuinya membuat perusahaan tergerak untuk ikut peduli pada nasib petani.

“Manajemen akhirnya sepakat untuk menaikan harga. Saya apresiasi sekali atas kepedulian bupati, dan kami siap bersama dengan Pemkab untuk memperhatikan kesejahteraan petani khususnya petani singkong. Lampung Tengah kabupaten pertama yang menaikan harga singkong,” tuturnya.

Bupati Lampung Tengah Mustafa menandatangani nota kesepakatan kenaikan harga singkong. | Raeza Handani/Jejamo.com
Bupati Lampung Tengah Mustafa menandatangani nota kesepakatan kenaikan harga singkong. | Raeza Handani/Jejamo.com

Terkait besarnya potongan atau rafraksi, ia menghimbau agar petani memperhatikan kualitas singkong. Idealnya, kata dia, singkong yang dijual berumur 9-12 bulan, tidak ada bonggol dan tanah. Singkong berkualitas menghasilkan kadar pati 50 persen.

“Semakin rendah kadar pati, maka semakin tinggi rafraksi. Saat ini, disebabkan musim hujan kadar pati singkong yang dijual berkurang dibawah 20 persen. Itu mengapa rafraksinya besar. Namun kami siap mengkaji ulang, untuk petani  Lampung Tengah kami upayakan agar rafraksi tidak besar,” tandasnya.

Sementara itu, Sumardi, salah satu petani singkong berharap agar kenaikan harga menjadi Rp 700 per kg menghasilkan NET harga di petani Rp 500 per kg. Dengan ini petani bisa menutupi biaya produksi yang telah dikeluarkan.

“Saya harap harga Rp 700 per kg adalah harga minimal, jangan sampai turun lagi. Dan kami berterima kasih sekali karena pak Mustafa telah memfasilitasi kami, mulai dari menemui menteri dan sekarang meminta langsung agar perusahaan menaikan harga. Kepedulian beliau sangat kami apresiasi,” ucap Sumardi.(*)

Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini