Jejamo.com, Bandar Lampung– Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung mengatakan pada bulan Oktober 2016 Kota Bandar Lampung mengalami inflasi sebesar 0,58 persen,
Dalam ekspose, Selasa, 1/11/2016, Kepala BPS Provinsi Lampung Yeane Irmaningrum mengatakan, ada empat kelompok yang memberikan andil inflasi di Kota Bandar Lampung, yaitu kelompok bahan makanan 0,14 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,40 persen, kelompok kesehatan 0,02 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,04 persen.
Sedangkan untuk kelompok sandang memberikan andil deflasi sebesar 0,02 persen. Namun, untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak memberikan andil inflasi, tetapi ada beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya seperti tukang bukan mandor, cabai merah, tarif listrik tomat sayur, mobil, cung kediro, udang basah, ikan layang/ benggol, bawang putih, dan gelas minum.
Lanjut Yeane, berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi Kota Bandar Lampung terjadi karena adanya peningkatan indeks pada kelompok bahan makanan naik sebesar 0,57 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik sebesar 1,55 persen.
” kelompok kesehatan naik sebesar 0,42 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,21 persen lalu, sebaliknya kelompok sandang turun menjadi sebesar 0,41 persen sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks,”jelasnya.
Ia menambahkan, Saat ini inflasi Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke delapan dari 82 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 82 kota, 48 kota mengalami inflasi, sedangkan 34 kota mengalami deflasi.
“Untuk saat ini inflasi yang tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 1,32 persen, sedangkan untuk inflasi terendah terjadi di Manado sebesar 0,01 persen, untuk deflasi tinggi dialami Sorong sebesar 1,10 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Banda Aceh dan Merauke sebesar 0,02 persen,” tutupnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com
Â