Jejamo.com, Jakarta – Demonstran dalam aksi ‘Bela Islam’ menuding Presiden Joko Widodo menghindari pertemuan secara langsung. Jokowi lebih memilih meninjau infrastruktur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat, 4/11/2016.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyatakan keputusan menunjukkan sikap menghindar yang seharusnya tak dilakukan sebagai presiden.
Dalam hal ini pun Fahri mengkritik Jokowi yang dianggap tidak sensitif melihat situasi. Bahkan Fahri menggunakan kata-kata “amatiran” terkait sikap Jokowi kali ini.”Ini presiden amatir, tak sensitif, dan tak mengerti politik,” katanya.
Menurut Fahri di saat para pengunjuk rasa tengah berada di depan Istana Kepresidenan seharusnya penghuni istana ada di tempat. Namun yang terjadi malah Jokowi pergi dan hingga kini tak diketahui di mana keberadaannya.
Fahri beranggapan penasihat keamanan presiden tak pintar dalam membaca situasi, tak melihat berbagai pertimbangan keamanan. Saat Jokowi tak ada di tempat otomatis penjagaan di Istana akan longgar dan akibatnya bisa dilihat saat ini.
Para pengunjuk rasa berhasil merangsek masuk ke kawasan Sekretariat Negara setelah melewati barikade yang dibuat oleh aparat kepolisian.
Alih-alih menemui pengunjuk rasa, Jokowi memang meninggalkan komplek Istana untuk meninjau Bandara Soetta. Namun setelah beranjak dari bandara keberadaan Jokowi pun masih simpang siur.
Dia lantas mengutus Menkopolhukam Wiranto dan Mensesneg Pratikno untuk mewakilinya menemui perwakilan pengunjuk rasa. Namun dua perwakilan tersebut mengalami penolakan dari massa yang berkukuh ingin bertemu Jokowi.
Akibat dari itu semua, Wiranto pun menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla yang kebetulan tengah berada di Kantor Wakil Presiden dan memintanya untuk menemui perwakilan massa menggantikan Jokowi. Permintaan itu pun diamini oleh JK.(CNN Indonesia)