Jejamo.com – Pemerintah Estonia kini tengah bersiap menghadapi perang melawan Rusia. Negara adidaya Eropa itu diramalkan bakal menginvasi negara mungil tersebut. Sebagai sebuah persiapan mereka bahkan membuat program latihan perang bagi warga.
Salah satunya adalah latihan patroli, hampir setiap akhir pekan diadakan permainan perang di hutan negara Baltik itu. Permainan yang menyenangkan, namun mematikan dinamai Kompetisi Patroli dengan membuat poin skor untuk setiap tahap permainan yang nantinya dianggap berguna untuk menghadapi pasukan Rusia.
Permainan perang ini dilakukan oleh Liga Pertahanan Estonia. Liga ini mirip dengan Pengawal Nasional hanya saja berbeda dengan bentuk pelatihan yang diberikan kepada anggotanya. Seluruh anggota liga ini memiliki kemampuan untuk bergerilya. Jumlah sukarelawannya mencapai 25 ribu orang dengan kemampuan bergerilya, menggunakan senjata, dan bersembunyi di pepohonan atau rumah.
Keterampilan lainnya adalah menunggang kuda, memberikan bantuan kemanusiaan, mengidentifikasi tanaman herbal di dalam hutan untuk pengobatan, bahkan keterampilan militer seperti membedakan perlengkapan bersenjata pasukan Rusia serta menempatkan bahan peledak.
“Dalam permainan ini, sukarelawan laki-laki, perempuan, dan remaja berkompetisi selama 24 jam dalam berbagai keterampilan yang berguna dalam pemberontakan nantim,’ kata Andrew Kramer, korepsonden New York Times di Moskow, Rusia.
Estonia merupakan negara mungil dengan luas sekitar 150 mil atau setara kota Massachusetts dan New Hampshire. Populasi penduduknya hanya sekitar 1,3 juta orang dan 25 persen etnis Rusia. Pasukan keamanannya berjumlah 6.000 personil. Estonia merupakan anggota NATO.
Estonia berjarak sekitar 200 mil dari perbatasan Rusia. Seperti Ukraina, Estonia punya sejarah panjang dengan kekuasaan Sovyet dan Rusia di masa itu.
Hubungan Estonia dan Rusia memanas setelah enam kali dalam setahun ini pesawat tempur Rusia melanggar batas wilayah udara Estonia, namun Rusia membantahnya. Estonia berharap bantuan NATO dan PBB jika nantinya Rusia sungguh-sungguh menginvasi Estonia seperti yang dihadapi warga Crimea dan Ukraina.(*)
Tempo.co