Jejamo.com – Misteri kabut asap yang sempat membunuh ribuan orang dan hewan di tahun 1952, akhirnya terungkap. Sebuah tim peneliti internasional saat ini mengatakan, unsur kimia udara yang sama dapat dilihat hari ini di Cina dan daerah lainnya.
Dalam sebuah analisis baru, peneliti tersebut telah menyebut proses kimia yang dikombinasikan dengan kabut alami akibat dari pembakaran batu bara, pada akhirnya menciptakan kabut asam mematikan yang mengubah langit benar-benar menjadi gelap.
Ketika kabut itu pertama kali bergulir pada bulan Desember 1952, warga hanya sedikit menyadari, karena kabut telah lama menyelimuti kota.
Tapi pada hari-hari berikutnya, jarak pandang berkurang menjadi hanya 1 meter, di beberapa daerah, transportasi terhenti, dan ribuan orang menderita masalah pernapasan.
Setelah peristiwa dahsyat itu, diperkirakan setidaknya 4.000 orang tewas, bersama ribuan hewan, dan lebih dari 150 ribu orang dirawat di rumah sakit. Penelitian setelahnya memperkirakan bahwa jumlah kematian kemungkinan telah melampaui 12 ribu jiwa.
Sekarang, dengan menggunakan data dari polusi modern di Cina, para peneliti telah menemukan bahwa peristiwa bencana itu adalah hasil dari partikel asam sulfat yang bercampur dengan kabut alami yang menutupi seluruh kota.
“Orang-orang mengetahui bahwa sulfat adalah kontributor besar untuk kabut, dan partikel asam sulfat dibentuk dari sulfur dioksida yang dilepaskan oleh pembakaran batu bara yang digunakan di rumah dan pembangkit listrik, dan sarana lainnya,” kata Renyi Zhang, Profesor di Texas A&M University sebagaimana dikutip Daily Mail, Rabu, 16/11/2016.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa proses ini difasilitasi oleh nitrogen dioksida, produk sampingan dari pembakaran batu bara, dan terjadi awalnya pada kabut alami,” ujar Zhang.
Menurut peneliti, unsur kimia serupa sering terjadi di Cina modern, yang memiliki 16 kota paling tercemar di dunia.
Tapi, masalah pencemaran di Cina tidak persis sama. Negara ini telah mengalami pertumbuhan industri dan manufaktur selama beberapa dekade terakhir, dan emisi sebagian besar berasal dari pembangkit listrik, mobil, dan pupuk.
Peristiwa1952 dianggap peristiwa polusi paling mematikan dalam sejarah Eropa, dan mendorong munculnya Clean Air Act tahun 1956 oleh Parlemen Inggris.(*)
Tempo.co