Selasa, November 12, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Takdir Ilahi, Namanya Sesuai dengan Takdirnya

Takdir Ilahi. | Andi Apriyadi/Jejamo.com
Takdir Ilahi. | Andi Apriyadi/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Namanya Takdir Ilahi. Sejak lahir, fisiknya tak sesempurna orang lain. Jari pada lengan kirinya hanya tiga buah. Sedangkan pada bagian tangan kanan, jarinya hanya dua buah yang berdempetan.

Lantaran kondisi fisiknya demikian, orangtuanya kemudian memberikan nama: Takdir Ilahi.

“Orangtua saya pasrah dengan ketentuan Allah. Makanya, pas tahu saya lahir dengan kondisi fisik enggak sempurna, mereka kasih nama Takdir Ilahi,” ujarnya kepada jejamo.com, Kamis, 17/11/2016, di rumahnya, Jalan Adisucipto Gang Serumpun I Kebonjeruk, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.

Usia Takdir Ilahi kini 42 tahun. Kini sehari-hari ia bekerja sebagai perajin ukir kayu di rumahnya. Takdir sebelumnya pernah bekerja sebagai tukang servis televisi. Namun, karena pernah kena setrum, ia trauma.

“Saya enggak mau lagi benerin televisi, takut. Trauma banget kena setrum,” ujar laki-laki yang kini hidup bersama ibunda tercintanya.

Kemampuan mengukir kayu ia mulai tekuni sejak SMP. Ia kemudian belajar otodidak hingga mahir sampai dengan sekarang.

Takdir Ilahi. | Andi Apriyadi/Jejamo.com
Takdir Ilahi. | Andi Apriyadi/Jejamo.com

Saat mengukir, Takdir hanya bermodalkan pisau kecil, pahat, kuas, amplas, dan cat untuk mewarnai. Takdir tampak mahir mengerjakan semua pekerjaan itu. Tak tampak bahwa ia ada kekurangan dari sisi tangannya.

Bentuk ukiran kayu yang ia buat menyerupai segala macam hewan, ukiran kaligrafi, meja dari akar pohon, dan motor gede (mode) Harley Davidson. Khusus untuk Harley, ia membuatnya seperti music box sehingga bisa dijadikan hiburan.

“Kalau yang Harley itu saya jual Rp3 juta. Saya enggak ada stan khusus. Ya jual dari mulut ke mulut aja. Kadang kawan kasih info ke saya ada yang mau beli barang yang saya ukir,” ujarnya yang kini masih melajang.

Pertama barang ukiran yang ia jual ialah pada tahun 1980-an. Harga yang ia banderol waktu itu cukup murah, hanya Rp500 ribu.

Bahan-bahan kayu yang ia ukir sebagian besar hanya temuan di jalan dan jatuhan pohon, khususnya pohon jambu. Pasalnya, kata Takdir, pohon jambu mudah dibentuk dan diukir jika dibandingkan dengan kayu lainnya.

Takdir mengakui, tak pernah mengeluh dengan kondisi fisiknya itu. Ia ikhlas menerimanya.

Takdir juga cukup percaya diri dengan kondisi fisiknya. Hebatnya, Takdir tak merasa kekurangan dengan fisiknya.

“Saya mah biasa aja. Kadang main bola juga. Enggak ada minder sedikitpun saya bergaul dengan kawan-kawan. Ya biasa ajalah, diterima aja, udah takdirnya dari Allah begini,” urainya.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini