Berita Teknologi, Jejamo.com – Jim Geovedi pria kelahiran Lampung, adalah seorang hacker yang sudah memiliki reputasi dunia. Ia terkenal karena bisa meretas satelit.
Pada zaman ketika nyaris semua informasi dan manusia terkoneksi, pria kelahiran 18 Juni 1979 ini adalah orang yang berbahaya. Jika mau, Ia bisa melongok percakapan surat elektronik atau sekedar mengintip perselingkuhan anda di dunia maya.
Atau bahkan mencuri data-data penting seperti lalu lintas transaksi bank, laporan keuangan perusahaan, dan mengamati sistem pertahanan negara.
“Kalau mau saya bisa mengontrol internet di seluruh Indonesia,“ kata Jim seperti dikutip dari Deutsche Welle, Jumat, 24/10/2015. Pengamat IT Indonesia Enda Nasution, percaya Jim Geovedi bisa melakukan itu.
Geovedi adalah hacker Indonesia dengan reputasi global. Hilir mudik Berlin, Amsterdam, Paris, Torino, hingga Krakow menjadi pembicara pertemuan hacker internasional yang sering dibalut dengan nama seminar sistem keamanan.
Dalam sebuah pertemuan hacker dunia, Jim memperagakan cara meretas satelit. Ya, Jim bisa mengubah arah gerak atau bahkan menggeser posisi satelit. Keahliannya ini bisa anda lihat di Youtube.
Geovedi  pernah meretas dua satelit Indonesia dan Cina milik para kliennya. Saat itu ia diminta menguji sistem keamanan kontrol satelit dan melihat adanya kemungkinan untuk menggeser atau mengubah rotasinya.
Ia sempat menggeser orbit satelit Cina dan membuat kliennya panik karena agak sulit mengembalikan orbit suatu satelit. Dengan bahan bakar ekstra, satelit tersebut akhirnya berhasil dikembalikan ke jalurnya. Tetapi untuk satelit Indonesia, Geovedi mengaku hanya mengubah rotasinya saja.
Jim Geovedi sejak 2012 pindah ke London dan mendirikan perusahaan jasa sistem keamanan teknologi informasi bersama rekannya. Dia menangani para klien yang membutuhkan jasa pengamanan sistem satelit, perbankan dan telekomunikasi.
Dua tahun terakhir, dia mengaku tertarik mengembangkan artificial intelligence komputer. Tapi Jim Geovedi menolak disebut ahli. Dalam wawancara, Jim lebih suka menganggap dirinya pengamat atau kadang-kadang partisipan aktif dalam seni mengawasi dari tempat yang jauh dan aman.
Geovedi bukan lulusan sekolah IT ternama. Pada tahun 1998-1999, setelah lulus SMA, Geovedi menjalani kehidupan jalanan yang keras di Bandar Lampung sebagai seniman grafis. Setelah seorang pendeta memperkenalkannya dengan komputer dan internet, ia mulai belajar secara otodidak dan menelusuri ruang obrolan para peretas ternama dunia.(*)