Jejamo.com – Seorang ulama terkemuka di Turki mendesak umat Islam memandang serius penderitaan etnis Islam Rohingya di Myanmar seperti juga di tempat-tempat lain dunia, termasuk di Suriah.
Kepala Direktorat Urusan Agama Turki Prof Dr Mehmet Gormez mengatakan Myanmar sedang meningkatkan tekanannya terhadap muslim di negara itu saat umat Islam sedunia tak peduli. “Kesengsaraan umat Islam di Myanmar kurang diberi perhatian karena umat Islam hanya berfokus pada perang yang terjadi di Suriah,” kata Mehmet.
Mehmet mengungkapkan hal itu saat mengadakan pertemuan dengan Ketua Uni Rohingya Arakan (Rakhine) Dr Wakar Uddin di Ankara, awal pekan ini. “Mereka tidak pedulikan etnis Islam Rohingya Myanmar, khususnya di negara bagian Rakhine. Penderitaan yang dihadapi lebih besar,” ujar Mehmet.
Menurut dia, menjadi kewajiban umat Islam di seluruh dunia untuk menghentikan penindasan terhadap etnis Rohingya dan mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menangani masalah itu sebagai agenda utama. “Departemen Urusan Agama dan Yayasan Agama Turki akan berusaha melakukan yang terbaik untuk membantu umat Islam di Myanmar,” tutur Mehmet.
Penduduk Rohingya mengklaim beberapa wanita dari Kampung Kyar Ngarai Taung dan Kampung Myaw Taung diperkosa tentara Myanmar ketika sekitar 25 pria dari permukiman itu ditahan dalam insiden yang berlangsung pada Minggu, 20 November 2016.
Menurut penduduk, kejahatan itu dilakukan 200 tentara Myanmar saat memasuki Kampung Kyar Ngarai Taung pada 20 November. Kekerasan yang telah berlangsung sejak pekan lalu tersebut menyebabkan sekitar 57 muslim dan 31 buddhis tewas. Selain itu, sekitar 100 ribu orang mengungsi di kamp dan sekitar 2.500 rumah dihancurkan.(*)
Tempo.co