Rabu, Desember 18, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Kematian Tarmuzi Diduga Dilakukan Oknum Polsek Biha Jadi Perhatian LBH Bandar Lampung

LBH Bandar Lampung menggelar konferensi pers terkait kematian Tarmuzi oleh terduga oknum Polsek Biha. Acara digelar di kantor LBH, Sabtu, 24/10/2015. | Sugiono/Jejamo.com
LBH Bandar Lampung menggelar konferensi pers terkait kematian Tarmuzi oleh terduga oknum Polsek Biha. Acara digelar di kantor LBH, Sabtu, 24/10/2015. | Sugiono/Jejamo.com

Berita Bandar Lampung, Jejamo.com – Dugaan penganiayaan yang berujung kematian Tarmuzi (38), warga  Pekon Pemerihan, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat yang dilakukan oknum Polsek Biha, Pesisir Selatan, kabupaten setempat disoroti LBH Bandar Lampung.

Dalam jumpa pers Sabtu sore, 24/10/15 di kantor LBH Bandar Lampung, hadir Kari (istri korban),  Suprapto (saksi) dan Paingun (korban). LBH menyatakan, penangkapan Tamuzi oleh anggota Mapolsek Biha melanggar hak asasi manusia (HAM).Tindakan yang dilakukan oknum tidak bisa dibenarkan.

Hanafi Sampurna, advokat LBH setempat membantah keterangan Polda, Tarmuzi meninggal karena kecelakaan. Kata Hanafi, dugaan kuat, kematian Tarmuzi disebabkan penganiayaan oknum Polsek Biha.

Hal tersebut diperkuat pernyataan Suprapto, teman korban, yang saat bersamaan pulang dari kebun. Suprapto menjelaskan, saat pulang dari kebun, dia dan Tarmuzi ditangkap di Desa Ngaras karena tidak memiliki SIM.

Mereka sempat dikejar polisi hingga terjatuh. Motor yang mereka kendarai dimasukkan ke dalam mobil. Saat itu dia dan Tarmuzi masih bisa berjalan. Bahkan Tarmuzi sempat bertanya, ”To, kamu enggak apa-apa kan?”.

Sesampainya di kantor Polsek, rambut Suprapto dijambak. Kakinya pun ditendang dua kali. Suprapto juga mendengar teriakan Tarmuzi sekitar satu menitan. Tarmuzi ditanya perihal kematian gajahYongki. “Saya tidak tahu,” teriak Tarmuzi seperti yang ditirukan Suprapto.

Senada dengan Suprapto, Paingun juga mendaptakan perlakuan hampir sama. Tangan Paingun diborgol hingga berjam-jam. Dia juga ditanyakan terkait kematian gajah Yongki. “Saya ditabok. Akibatnya, kuping saya susah mendengar,” kata dia.

Paingun mengaku tidak mengetahui kematian gajah Yongki. Kini LBH bekerja sama dengan kuasa hukum korban untuk menindaklanjuti masalah ini.(*)

Laporan Sugiono, wartawan Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya

Populer Minggu Ini