Jejamo.com, Bandar Lampung – Ini adalah kisah inspiratif yang mengharukan tentang kehidupan sulit seorang kakek pemulung di Bandar Lampung. Pria tua itu Mbah Senen. Usianya, kata dia, 105 tahun.
Sehari-hari, Mbah Senen berdomisili di Jagabaya, Bandar Lampung. Meskipun sudah renta, ia masih semangat untuk mencari rezeki. Setiap hari ia bisa menempuh jarak lebih dari 10 km untuk mencari barang bekas.
Ia berkeliling dari Gunungsulah, Way Halim, sampai Kedaton, hanya dengan berbekal sebotol air minum dan topi untuk melindunginya dari terik matahari.
Mbah Senen mendorong gerobak yang cukup besar dan berat. Kondisi fisiknya tentu tidak sekuat dulu. Mbah Senen tinggal bersama anaknya. Ia ia tidak pernah lelah menjemput rezeki untuk menghidupi kehidupannya.
Ia sangat mensyukuri nikmat yang diberikan Allah. Ia berusaha bertahan hidup dengan jerih payah yang dilakukan setiap hari. Mbah Senen tidak pernah mengeluh.
“Saya mulung dari pagi hingga malam untuk mencari nafkah. Saya tidak mau menyusahkan anak-anak. Saya tidak malu dengan apa yang saya lakukan. Saya lebih malu bila harus mengemis,” tuturnya kepada jejamo.com, Minggu, 4/12/2016.
Hidup di usia yang cukup tua tidak membuat Mbah Senen menyerah di antara impitan ekonomi saat ini. Pernah anaknya menyuruh untuk tidak memulung, tapi ia menolak. Alasannya, bila tidak memulung dan tidak ada aktivitas, malah membuatnya menyia-nyiakan waktu tua.
“Saya senang dengan pekerjaan yang saya lakukan sekarang,” kata dia.
Pekerjaan ini sudah dia lakukan selama 50 tahun. Kakinya mantap melangkah sambil menarik gerobak, mengambil sampah-sampah yg berserakan di jalan. Mbah Senen tak hanya memulung. Ia juga mengumpulkan sampah yang berserakan.
Walaupun Mbah Senen tua, ia masih mampu berjuang untuk menghidupi dirinya. Usia renta yang mestinya diisi Mbah Senen dengan, malah digunakan mencari materi selagi mampu.(*)
Laporan Febri Haryanto Ramadan, Kontributor Jejamo.com