Jejamo.com, Bandar Lampung– Revi Mediantama (19) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila), harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung lantaran bagian telapak kedua kakinya.
Revi mengalami luka yang cukup parah di kakinya saat mengikuti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Unila, yang diselenggarakan di Gunung Tanggamus, Kabupaten Tanggamus, Lampung pada Jumat 25/11/2016 lalu.
Revi Mediantama mengatakan, saat itu dirinya bersama lima orang rekannya yang merupakan mahasiswa Unila mengikuti kegiatan UKM Mapala selama 7 hari. Dalam kegitan itu, sejumlah mahasiswa diharuskan menggunakan sepatu gunung jenis waterprof.
“Selama 7 hari itu kami pakai sepatu gunung, jadi selama itu kami tidak jarang membuka sepatu , jadikan dalamnya lembab dan kemasukan air karena di dalam merembes, selama sepatu itu jarang dilepas akhirnya kaki saya seperti ini,” ujarnya kepada jejamo.com, saat di temui di Rumah sakit Advent, Senin, 5/12/2016.
Dia menambahkan, kejadian ini hanya faktor alam saja. dirinya juga membantah kalau ada tindakan kekerasan yang dilakukan para senior dan akibat luka di bagian telapak kedua kakinya tersebut dirinya tidak dapat mengikuti kuliah.
“Nggak ada kekerasan, mereka hanya menyuruh kami untuk melakukan tiarap-tiarap saja itu buat melatih fisik kami, terus guling-guling biar bisa menghidari batu, yang mengalami ini juga bukan saya sendiri ada kawan satu lagi teman yang di rawat dirumahnya,” kata dia.
Sementara itu, Yulita (38) orang tua dari Revi Mediantama menjelaskan, pada saat itu anaknya berpamitan ingin mengikuti kegiatan yang diselengarakan oleh UKM Mapala tersebut untuk acara perekrutan anggota baru,
“Anak saya minta izin kalau mau ikut acara itu, bilangnya hari Senin 28/11/2016, terus saya konfirmasi ke pihak Mapala bilangnya pulang sampai hari Jumat 2/12/2016, dan saya menanyakan kondisi anak saya itu kalau baik-baik saja, kami sedikit lega, setelah ditunggu sampai pulang itu kondisi anak saya sudah nggak bisa jalan,”ujarnya kepada
“Kami sekeluarga tidak terima kejadian ini, saya minta harus ada pertanggung jawaban dari pihak Mapala, bahkan sampai saat ini dari pihak mapala belum ada yang menjenguk dan meminta maaf atas kejadian ini, kami sekeluarga berharap mereka bisa menyelesaikan permasalahan ini,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com
Â