Berita Lampung Tengah, Jejamo.com – Upaya melestarikan kesenian wayang kulit di kalangan remaja dilakukan Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah dengan mendorong sekolah-sekolah di kabupaten setempat untuk membuka ekstrakulikuler wayang.
Langkah ini dilakukan mengingat minimnya pemuda Lamteng yang tertarik terhadap kesenian wayang kulit. Ini bisa dilihat dari gelaran wayang kulit yang diselenggarakan selama bulan Muharam, penonton dari kalangan remaja dan pemuda sangat minim.
Bupati Lampung Tengah Mustafa, usai menghadiri pagelaran wayang kulit di Padangratu, Minggu (23/10/2015) mengatakan nilai-nilai yang terkandung dalam pewayangan harus sampai pada para pemuda.
Tak hanya sebagai bentuk pelestarian budaya, upaya ini juga sebagai media menyampaikan hal-hal positif yang disampaikan dalam pewayangan.
“Banyak hal yang bisa digali dari pewayangan, dan kita jadikan itu sebagai pelajaran. Saya apresiasi sekali kepada kelompok masyarakat yang telah menghidupkan kesenian wayang kulit di Lampung Tengah,” ucap bupati.
Agar mampu menyedot perhatian para pemuda, Mustafa menyarankan agar pementasan wayang dilakukan inovasi, dengan cara yang unik dan berbeda.
Sebagai langkah strategis melestarikan wayang, bupati juga akan mendorong sekolah-sekolah yang memiliki potensi, untuk mengadakan ekstra kulikuler berupa wayang.
Cerita-cerita wayang bisa dimainkan dalam bentuk wayang kulit, wayang orang, drama dan berbagai bentuk lain yang menarik bagi anak-anak muda.
Pada wayang kulit, sekolah bisa melahirkan calon-calon dalang berbakat. Sedangkan dalam seni pentas, para pelajar dapat mengasah aktingnya dengan cerita-cerita pewayangan.
“Tak hanya bermanfaat bagi pembentukan karakter. Jika serius, itu bernilai ekonomi, karena bakat-bakat pelajar bisa diasah, sekaligus menyampaikan nilai-nilai budaya kepada mereka,” kata Mustafa.
Mustafa menambahkan, lewat ekskul wayang ini diharapkan kelak Lamteng memiliki dalang-dalang muda yang bervisi kekinian.(*)
Laporan Raeza, wartawan Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru Terpercaya