Jejamo.com – Kelompok pemberontak Suriah membombardir Aleppo pada Jumat, 23/12/2016, waktu setempat. Hal ini terjadi setelah satu hari rombongan terakhir pemberontak meninggalkan kantong kekuatan mereka di Aleppo, lembaga pemantau perang yang berpusat di Inggris Syrian Observatory for Human Rights mengatakan sekitar 10 bom jatuh di distrik barat daya, al-Hamdaniya.
Lembaga itu mengatakan enam orang, termasuk dua anak, tewas sementara televisi nasional mengatakan setidaknya ada tiga orang yang meninggal. Di ibu kota negara Suriah, Damaskus, pihak berwenang mengatakan pada Jumat bahwa kelompok pemberontak telah mencemari air dengan diesel sehingga pasokan air terpaksa dihentikan selama beberapa hari.
Kelompok pemberontak, yang berupaya menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, selama konflik sejak 2011 telah berulang kali membombardir wilayah-wilayah di Aleppo yang berada di bawah kendali pemerintah.
Kehancuran di daerah-daerah tersebut sejauh ini lebih kecil dibandingkan dengan di daerah bagian timur kota tersebut, yang diduduki pemberontak hingga bulan ini. Gelombang terakhir pemberontak telah meninggalkan Aleppo pada Kamis menuju wilayah barat di bawah kesepakatan gencatan senjata.
Menurut Komite Internasional Palang Merah, sudah 35.000 orang, sebagian besar warga sipil, yang meninggalkan kota itu. Banyak di antara mereka sebelumnya bermukim di Aleppo sebagai pengungsi.
Syrian Observatory for Human Rights melaporkan bahwa pada Jumat pagi pasukan pemerintah dan sekutunya-sekutunya, termasuk kelompok Hisbullah Lebanon, memeriksa sejumlah wilayah yang ditinggalkan oleh para pemberontak dalam rangka membersihkan ranjau-ranjau dan berbagai barang berbahaya lainnya.(*)
Republika