Jejamo.com, Bandar Lampung – Para jurnalis SMP IT Daarul Ilmi hari ini belajar sejarah mengenai pahlawan daerah Lampung Mr Gele Harun yang juga eks Residen keempat.
Mulkarnaen, salah seorang putra Mr Gele Harun, memberikan penjelasan soal sejarah acting resident Pemerintah Darurat Keresidenan Lampung semasa agresi militer II Belanda 1948-1949 itu.
Yang menarik, Mulkarnaen menunjukkan dua benda bersejarah yakni mantel karung goni dan sebilah samurai. Mantel itu adalah pakaian untuk mengusir hawa dingin saat Mr Gele Harun memimpin Pemerintah Darurat Keresidenan Lampung di Way Tenong.
Waktu itu, ujar Mulkarnaen, cuaca di Way Tenong sangat dingin sementara mantel milik Mr Gele Harun ada di Tanjungkarang. Maka, istri Mr Gele Harun, Siti Nilam Tjahaja Dalimonthe, membuat sebuah pakaian dari karung goni untuk menahan hawa dingin.
Benda lain yang dipertunjukkan Mulkarnaen adalah sebilah samurai. Samurai itu, kata dia, dahulu dipegang oleh salah seorang prajurit bernama Ibrahim Jepang. Tugas Ibrahim Jepang ini adalah memenggal kepala mata-mata Belanda yang mengintai posisi Pemerintah Darurat dan Mr Gele Harun.
“Dulu banyak mata-mata. Mata-mata ini sering memberikan laporan kepada Belanda mengenai posisi Mr Gele Harun dan pusat pemerintahan darurat. Mereka yang ketahuan menjadi mata-mata Belanda tidak ada ampun. Mereka dipenggal karena dianggap berkhianat kepada Republik Indonesia.
Mr Gele Harun sendiri setelah memimpin Pemerintah Darurat Keresidenan Lampung diangkat menjadi Residen definitif 1950-1955 oleh Presiden Sukarno.(*)
Laporan Adian Saputra, Wartawan Jejamo.com
subhanallah…semoga jasa jasa beliau berbuah surga dari ALLAH. Salam buat anak cucu mr.Gele Harun dari saya cucu R.A.RAHMAN (R.Abdurahman) sahabat karib kwn seperjuangan mr.gele harun.