Jejamo.com – Memperkenalkan dan menyebarkan Islam bukan perkara mudah. Apalagi kepada orang yang sangat rasional.
Hal itu pernah dirasakan oleh Ketua Yayasan Mualaf Center Indonesia (MCI) Steven Indra Wibowo. Dia pernah berdebat dengan seorang warga negara asing tentang kebebasan.
“Saya ketemu warga negara Skotlandia. Namanya Jesus, dia di Indonesia menyebarkan kebaikan cara dia,” ujar Steven seperti dikutip jejamo.com dari Dream, Rabu, 26/8/2015.
Steven menceritakan pertemuan itu bermula ketika dia sedang membimbing seseorang mengucapkan kalimat syahadah. Jesus melihat apa yang dilakukan Steven, kemudian menghampiri.
“Dia atraktif orangnya. Kita ngobrol sekitar tiga sampai empat jam, sempat terhenti karena saya harus salat Jumat,” kata dia.
Dalam obrolan tersebut, Steven mengisahkan Jesus berpendapat manusia tidak membutuhkan agama. Selama bisa menekan ego, kebebasan mutlak bisa didapat.”Sampai pada satu titik, saya bilang ke dia, ‘Kamu masih punya ego’,” kata Steven.
Jesus tersentak dan mencoba membantah. Di depan Steven, Jesus menyebut dia mendapat kebebasan tanpa harus memeluk agama.
Steven mencoba menyadarkan, upaya yang dilakukan Jesus untuk mengajak orang lain adalah bentuk dari ego. Hal itu membuat Jesus goyah.
“Saya katakan ke dia, ‘Setelah kematian masih ada kehidupan. Hanya Islam yang mengatur kehidupan setelah kematian. Kamu harus memeluk Islam, maka kamu akan merasakan kebebasan’,” kenang Steven.
Alhasil, perdebatan panjang lebar itu meruntuhkan keyakinan Jesus. Dia kemudian memutuskan untuk memeluk Islam di hari yang sama.”Setelah Jumatan, sekitar pukul 14.00 WIB, dia mengucapkan syahadat,” kata Steven.
Setelah prosesi pengucapan kalimat syahadat usai, Steven bertanya soal rencana Jesus ke depan. Pria itu tidak mau memikirkan terlalu mendalam.”Dia hanya bilang, ‘Hanya Allah yang tahu’,” kata dia.(*)