Jejamo.com, Natar – Air menggenang di jalan Desa Merak Batin, Kecamatan Natar, Lampung Selatan menjadi perhatian serius bagi netizen. Ada yang meluapkan kekesalannya karena terjatuh di genangan air yang sudah tidak nampak lagi badan jalannya.
Salah satunya, Resta Purnamasari, pada akun facebooknya, wanita yang berprofesi sebagai seorang guru ini mengeluhkan, dirinya yang basah kuyup sepulang mengajar karena motor yang dikendarainya jatuh. Kendaraannya terperangkap lubang dengan genangan air tinggi di jalan dekat SMP N 1 Natar, Lampung Selatan, Senin, 23/1/2017 lalu.
“Udah yaaa Pemerintah Lampung Selatan cukup saya aja yang hari ini pulang ngajar harus jebur dalem aer becekan yang ada di Jl. Merak Batin Natar Lampung Selatan. Baju harus dipake ngajar lagi besok tau-tau basah kuyup semua. Udah basah ngk ada yang bantuin bangunin tambah malu ya Allah. Ssepatu tas jaket sampe hape juga kerendem becekan semua. Jalanan apa kolam becekan!!!!,” tulisnya di halaman Facebook.
Status ini kemudian mendapat tanggapan dari akun bernama Sri Suryani yang mengatakan trauma lewat jalan tersebut.
“Iya Ta, Kyai juga pernah kepeleset disitu, jadi trauma kalau mau pergi-pergi mending minta dianter aja. Aman bebas resiko,” komentarnya.
Akun bernama Nduk Gendis Yulie juga menanggapi dengan menyatakan sudah lama ada kolam di tengah jalan.
“Baru ya ngerasain? Tiap hari menderita karena kolam di tengah jalan,” katanya.
Sementara, Angelica, siswa kelas 9 Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Natar ini mengeluhkan, genangan air sering membuat sepatunya basah karena tidak ada jalan lain untuk menuju sekolahnya. “Kalau pas lagi airnya penuh, kami ngk bisa lewat, terpaksa cari jalan di pinggir pagar, apalagi kalau pas ada mobil lewat kan sepatu kami jadi basah, ada juga yang naik motor terus jatuh di air,” ungkapnya.
Angelica mengharapkan pemerintah segera memberikan solusi terhadap permasalahan yang sangat menggangu siswa ini. “Terganggu yaa, semoga pemerintah segera benerin jalan ini, supaya nanti pas berangkat sekolah ngk basah lagi sepatunya,” katanya.
Kondisi jalan yang rusak akibat tidak adanya drainase menyebabkan air menggenang seperti kolam saat usai hujan lebat. Hal ini sudah berlangsung lama, namun sampai saat ini belum juga mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.
Pantauan Jejamo.com di lokasi, tidak ada jalan untuk air keluar dari sana, sehingga menggenang seperti kolam. Hal ini sudah berlangsung selama kurang lebih dua tahun terakhir.
Sementara warga di samping kanan kiri jalan, tidak ada yang mau membuat siring untuk dialirkan ke belakang, namun justru membuat pagar tinggi agar air tidak masuk ke rumah masing-masing.(*)
Laporan Abdullah, Kontributor Jejamo.com