Jejamo.com, Lampung Tengah – Upaya mengenalkan kebudayaan Lampung akan terus dilakukan Bupati Lampung Tengah Mustafa ke seluruh masyarakat luas. Khusus di Lampung Tengah, tempat ia memimpin, pelestarian budaya akan dilakukan dengan pemberian gelar adat kepada pejabat dan kepala SKPD.
Mustafa memgatakan, langkah ini dinilai paling efektif karena dengan pemberian gelar akan menanamkan rasa memiliki bagi si pemilik gelar bahwa dirinya adalah bagian dari masyarakat Lampung.
“Jika sudah tertanam rasa memiliki, insya Allah akan ada rasa bangga sekaligus tanggung jawab untuk turut melestarikan. Selain pejabat dan kepala SKPD, pemberian gelar juga akan diberikan kepada tamu-tamu kehormatan yang berkunjung ke Lampung Tengah,” jelasnya kepada jejamo.com, Kamis, 2/2/2017.
Bupati ronda yang mendapatkan gelar Suttan Turunan Aji ini menambahkan, pemberian gelar telah dilakukan di sejumlah pejabat di Lampung Tengah. Pemberian gelar ini akan terus berkelanjutan ke pejabat-pejabat hingga tingkat bawah termasuk kepala kampung. Dengan demikian kerajaan adat Lampung akan hidup di Lampung Tengah.
Pelestarian budaya penting dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang beradab, beradat, dan bangga dengan budayanya sendiri. Lampung Tengah sendiri, kata dia, merupakan kabupaten dengan nilai historis yang tinggi. Asal muasal pemerintahan Lampung dimulai dari kabupaten yang dikenal dengan Jejamo Wawai ini.
“Nilai historis ini harus kita jaga dan kita lestarikan. Di Lampung Tengah ini juga lahir Kerajaan Sembilan Jurai Siwo. Kerajaan-kerajaan ini akan kami hidupkan kembali, sehingga sejarah adat dan kebudayaan Lampung lestari. Saya harap Lampung Tengah bisa menjadi pusat atau destinasi sejarah kebudayaan di Lampung,” paparnya.
Upaya pelestarian ini juga akan dilakukan melalui sektor pendidikan. Guru dan kepala sekolah wajib berpartisipasi mengenalkan unsur-unsur kebudayaan kepada siswa. Penanaman dan pengenalan nilai budaya harus dilakukan sedini mungkin, sehingga budaya tidak punah, sebaliknya justru semakin lestari.
“Ini akan terus kami dorong. Tak hanya dari sisi sejarah. Kedepan juga kami mengembangkan pusat oleh-oleh khas Lampung. Way Typo dan Way Seputih akan kami hidupkan menjadi pusat oleh-oleh. Juga ada restoran khas Lampung yang selama ini belum ada. Saya targetkan Lampung Tengah bisa menjadi destinasi wisata sejarah di Lampung,” pungkasnya.(*)
Laporan Raeza Handani, Wartawan Jejamo.com