Jejamo.com, Kanada – Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau meneteskan air mata saat tiga dari enam jemaah masjid di Kota Quebec korban pembantaian, dimakamkan. Tiga korban lainnya dimakamkan di negara asal mereka di Guinea dan Maroko.
PM Trudeau menangis saat menyampaikan pidato seruan persatuan nasional selama prosesi pemakaman Soufiane, Mamadou Tanou Barry dan Ibrahima Barry jemaah masjid korban pembantaian. Prosesi pemakaman berlangsung pada hari Jumat waktu Kanada.
Enam jemaah masjid itu dibunuh secara brutal dengan tembakan oleh seorang pemuda pada hari Minggu malam. Mereka ditembaki saat sedang salat. Ribuan warga bersama pejabat dan tokoh masyarakat berkumpul di pusat konvensi Kota Quebec untuk mengiringi pemakaman ketiga korban.
PM Trudeau pertama-tama menyamapaikan salam dalam bahasa Arab di hadapan ribuan warga. “Assalamualaikum. Hal ini dengan berat hati bahwa kami datang bersama-sama sore ini untuk berduka karena kehilangan nyawa-nyawa tak berdosa ini. Tapi sebagai masyarakat dan sebagai bangsa, kita akan bersama-sama bangkit dari kegelapan ini lebih kuat dan lebih bersatu dari sebelumnya. Itulah kita,” katanya dikutip dari The Toronto Star, Sabtu, 4/2/2017.
“Sudah saatnya orang-orang di balik pesan-pesan ini,apakah mereka politisi, penyiar radio atau televisi, atau tokoh publik lainnya menyadari bahaya kata-kata mereka dapat menyebabkan (tragedi),” kata PM Trudeau.
“Setiap kita bertanggung jawab untuk memimpin perjuangan melawan ketidakadilan dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari, untuk bertindak dengan cara yang mewakili siapa kita, yang mewakili Kanada,” sambung Trudeau.
Pelaku pembantaian di masjid Kota Quebec adalah Alexandre Bissonnette, 27. Dia tercatat sebagai mahasiswa dan mengaku pendukung pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia telah didakwa melakukan pembunuhan dan percobaan pembunuhan.(*)