Jejamo.com, Bandar Lampung – Pimpinan Yayasan Peduli Kanker Indonesia (YPKI) Cabang Lampung Ririn mengatakan, bahaya kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit yang paling banyak ditakuti kaum wanita.
“Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiganya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia,” ujarnya kepada jejamo.com, melalui sambungan telepon, Sabtu, 4/2/2017.
Ririn menambahkan, Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.
“Human papilloma virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan WC umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik,” jelasnya.
Ia melanjutkan, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin C dan vitamin E serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan.
Melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia dini (melakukan hubungan intim pada usia kurang dari 16 tahun bahkan dapat meningkatkan resiko dua kali terkena kanker serviks). Faktor lain penyebab kanker serviks adalah adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat lama, terlalu sering melahirkan.
Ana, salah satu wanita yang memiliki riwayat penyakit kanker serviks, mengatakan, saat dirinya tau terkena kanker serviks yang sudah masuk stadium 4, tentu sangat kaget. Apa lagi dokter pada saat itu ana diharuskan untuk kemoterapi.
“Saat dikemoterapi pertama kali rasa takut ada, apa lagi eveknya yaitu badan akan lemas, daya tahan menurun, rambut rontok. Apa lagi belum rasa sakit yang saya rasakan karena di kemoterapi. Pada akhirnya karna sang suami kasian melihat saya, apa lagi ditambah umur saya yang sudah tua yaitu 56 tahun. Dan akhirnya suami dan saya memutuskan untuk operasi saja pengangkatan rahim,” ujarnya.
Akan tetapi walaupun rahim sudah diangkat belum tentu kita sudah terbebas dari kanker, lanjutnya, tetap harus kontrol dan berolah raga serta pola hidup sehat dan makan makanan sehat. Ana mengaku sudah menderita kanker serviks sekitar 10 tahun.(*)
Laporan Widyaningrum, Wartawan Jejamo.com