Jejamo.com, Pringsewu – Korban banjir yang melanda Kabupaten Pringsewu di Kecamatan Ambarawa, Pringsewu, dan Gadingrejo sejak 20 Februari 2017 membutuhkan bantuan.
Pantauan jejamo.com di Pekon Sidoharjo, Kecamatan Pringsewu, dan Pekon Ambarawa Timur, Kecamatan Ambarawa, kondisinya masih memprihatinkan.
Pekon Sidoharjo menjadi salah satu lokasi terparah yang diterjang banjir. Ratusan kepala keluarga (KK) di delapan RT terpaksa diungsikan sementara akibat banjir yang disebabkan meluapnya limpahan Way Buluk.
Demikian juga di Ambarawa Timur, diperkirakan 1.000 hektare lahan persawahan terendam banjir, dan puluhan KK dievakuasi karena terjebak banjir.
Di Kecamatan Ambarawa, setidaknya 5 pekon terendam banjir: Ambarawa, Ambarawa Barat, Ambarawa Timur, Sumberagung, dan Kresnomulyo.
“Ketinggian banjir di Pekon Ambarawa hampir mencapai satu meter menggenangi dusun 2. Sedangkan di Ambarawa Timur Dusun 2 terisolasi. setidaknya 15 rumah di Pekon Ambarawa Timur dan 20 rumah di Pekon Ambarawa juga sudah di evakuasi,” kata Camat Ambarawa, Ani Sundari.
Sementara itu, di Pekon Sidoharjo, setidaknya 350 KK atau 1.400 jiwa terpaksa diungsikan sementara akibat banjir besar yang melanda wilayah tersebut. Ada 8 wilayah RT yang terdampak banjir di Pekon Sidoharjo.
Menurut Koordinator Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) Sidomaju Pekon Sidoharjo, Manvangati, sebenarnya hampir 20 tahun wilayah Sidoharjo terbebas dari banjir. Terakhir terjadi banjir besar di Pekon Sidoharjo tahun 1997.
“Tahun ini banjir paling parah karena biasanya tidak sampai beberapa jam banjir sudah surut. Tapi tahun ini luas wilayah yang terdampak banjir bertambah dan surutnya juga lama khususnya di RT 06 dan RT. 10 LK. 04, wilayah terparah yang terdampak banjir,” ujar Manvangati.
Pascabanjir, warga di dua pekon tersebut masih membutuhkan bantuan, khususnya kebutuhan pokok, perbaikan beberapa rumah warga miskin serta pengobatan akibat timbulnya penyakit paska banjir seperti gatal-gatal.
Triono (55 Tahun), warga RT 06/Lingkungan 04 Sidoharjo, menuturkan, sebagai buruh harian lepas pengangkut genting, ia sementara menganggur karena belum beroperasinya pabrik-pabrik genting di Sidoharjo sebagai salah satu sentra industri genting di Kabupaten Pringsewu.
“Saya baru dapat bantuan 5 kg beras dan mi instan dari Kampus Darmajaya, kami masih membutuhkan bantuan sembako lagi,” katanya.
Sementara itu, warga lainnya, Siti Amanah (47 tahun), sedih karena rumahnya yang sederhana terancam roboh karena batu bata rumahnya tergerus air banjir.
Namun, ada juga warga yang mengaku belum mendapat bantuan seperti Mbah Wakiah (85 tahun).
“Karena saya mengungsi jauh, saya belum dapat bantuan apa pun termasuk sembako,” ungkap Mbah Wakiah.
Selain masih dibutuhkannya bantuan untuk warga korban banjir, tampak beberapa infrastruktur rusak seperti drainase, jalan aspal desa, dan jalan lingkungan.
Seperti halnya di Sidoharjo, warga Ambarawa Timur juga masih membutuhkan bantuan sembako, perbaikan prasarana Infrastruktur serta kepastian hasil pertanian warga masih bisa dipanen.
Menurut Camat Ambarawa, Ani Sundari, Pekon Ambarawa Timur akan mendapat bantuan pembangunan gorong-gorong pascabanjir ini di 3 titik.
Bagi pembaca jejamo.com yang ingin menyalurkan bantuan kepada warga korban banjir di Sidoharjo, Pringsewu, bisa menghubungi Koordianator LKM Sidomaju, Manvangati, 085378781754. Untuk Pekon Ambarawa Timur bisa langsung berkoordinasi dengan Kantor Pemerintahan Kecamatan Ambarawa.(*)
Laporan Muhammad Ridwan, Kontributor Jejamo.com