Kamis, November 7, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Setelah Pria Bernama Tuhan, di Palembang Ada Bapak Dipanggil Saiton

Bapak bernama Saiton (sebelumnya ditulis Syaitan), asal Talang Jambe, Sukarame, Palembang | Facebook
Bapak bernama Saiton (sebelumnya ditulis Syaitan), asal Talang Jambe, Sukarame, Palembang | Facebook

Jejamo.com, Palembang – Ternyata banyak sekali nama-nama unik di Tanah Air. Setelah pria bernama Tuhan asal Banyuwangi, kali ini ada lagi seorang bapak bernama Saiton (sebelumnya ditulis Syaitan), asal Talang Jambe, Sukarame, Palembang.

Dikutip dari Merdeka.com, Kamis, 27/8/2015, Saiton menceritakan awal mula kedua orangtuanya memberikan nama yang terdengar menyeramkan itu.”Jadi saya itu sebenarnya kalau hidup semua ada 13 bersaudara,” ungkapnya di awal perbincangan.

Dari 13 anak yang dilahirkan, 10 orang saudara kandungnya meninggal dan hanya tiga orang yang hidup salah satunya Saiton. Kalau itu, orangtuanya sempat khawatir nyawa Saiton tak akan bertahan seperti 10 saudara kandungnya yang meninggal.

“Nah saya ini anak ketigabelas. Kata orangtua saya, dia putus asa, anggap saya juga enggak mungkin hidup,” bebernya.

Rupanya, Allah berkehendak lain. Pria kelahiran 10 Februari 1976 di Desa Paldas Kabupaten Banyuasin itu tumbuh sehat. “Lalu orang tua saya bingung, dikasih lah nama itu (Saiton),” ucapnya tertawa.

Sebenarnya, kata Saiton, kedua orangtuanya sempat berniat mengubah nama bapak empat anak itu. Tapi yang terjadi Saiton malah sakit-sakitan.

“Setelah umur 3 tahun, mau diubah sebenarnya, ternyata saya sakit 3 bulan. Lalu kata orang kampung harus kembali ke nama awal enggak boleh diubah. Ya sampai sekarang lah,” tambah pria yang baru saja menamatkan gelar S2 sebagai Magister Administrasi Publik ini.

Tak hanya saat itu, beberapa kali Saiton sempat diusulkan mengubahnya. Termasuk atasannya saat bekerja di satu perusahaan.

“Pernah ada yang pernah mau coba (ubah), udah baca Yassin tapi saya sakit, kembali ke awal lagi (namanya) dan sembuh. Pimpinan tempat saya kerja sampai keluar biaya, saya tetap sakit,” ungkap pria yang kini berprofesi sebagai guru komputer itu.

“Sakitnya itu panas dingin, kontak ke badan saya, saya sering dapat mimpin firasat,” sambung dia.

Belajar dari hal itu, Saiton memutuskan menerima nama yang sudah diberikan orangtuanya. Toh, kata dia, yang terpenting adalah kepribadian dan tingkah lakunya tak begitu.

“Saya punya prinsip, walaupun nama seperti itu yang penting sifatnya enggak gitu. Banyak nama Muhammad tapi kelakuannya gak kaya gitu. Kalau orang bilang apa lah arti sebuah nama, walaupun kata ustad nama adalah doa,” ucapnya mantap.(*)

Populer Minggu Ini