Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Industri Kreatif Lampung: Sukses dengan Boneka, Ciprut Craft Bikinan Ais Kini Rambah Perlengkapan Bayi

Ais dengan beragam produk Ciprut Craft-nya. | Andi Apriyadi/Jejamo.com
Ais dengan beragam produk Ciprut Craft-nya. | Andi Apriyadi/Jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Ciprut Craft merupakan usaha rumahan yang digeluti Siti Nur Aisyah atau biasa disapa Ais, bersama suaminya, Reza. Nama Ciprut sendiri diambil dari panggilan Ais sejak mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi.

Ais sering menggunakan watermark bertuliskan Ciprut untuk menandai karya-karyanya di bidang editing foto. Ia dulu sering mengedit foto dan watermark yang dipakainya.

Ais menceritakan, bisnis boneka digelutinya sejak Maret 2012. Ia melirik bisnis ini awalnya dari flanel. Awalnya hanya bros, gantungan kunci, dan aksesori lainnya sebagai suvenir.

“Dari hasil browsing, saya padukan dengan kain katun, itu langsung saja. Kalau sekarang kan flanel cepat berbulu,” ujarnya kepada jejamo.com, Sabtu, 22/4/2017.

Setiap bulan dirinya menargetkan membuat boneka bertema monster. Karena, ia mengaku hanya bisa membuat dan berimajinasi tentang monster sebab bentuk monster itu sangat unik.

“Setiap boneka monster yang saya buat selalu berbeda karakternya. Saya cuma mampu membuat 6-12 karakter dalam sebulan,” terangnya.

Ais juga membuat produk  perlengkapan bayi seperti kasur dan bantal. Ia tetap memberikan sentuhan khas sehingga ada ciri yang melekat bahwa itu Ciprut.

“Kami memproduksi keluarga seri boneka seperti d’Mons, Dongki Mongki Island, Dongki Mongki Under Water, Baby Plast, dan Doodle Monster.Dalam sehari bisa lima boneka. Namun, sejak kelahiran anak pertama, saya fokus ke peralatan bayi,” ungkapnya.

Untuk bahan baku, Ais mengatakan ia mendapatkan di Jakarta atau mencari di online.

Sedangkan untuk harga, dibanderol kisaran Rp120 ribu-Rp200 ribu untuk boneka. Untuk play made dijual Rp180 ribu bergantung pada ukuran.

“Pemasaran di luar Lampung,  seperti Batam, Belanda, Australia, Jakarta, Bandung,  Kalimantan. Justru di Lampung jarang karena belum banyak pemainnya,” jelasnya.

Ais mengatakan, ke depan ia mau mencoba kolaborasi dengan unsur lokal: tapis. Kebetulan ia sempat menjadi juara I lomba inovasi pada ajang Tapis Evolution 2017.

Ais juga mencoba mengumpulkan pelaku ekonomi kreatif. Ia pernah melakukan pelatihan ke kelompok ibu-ibu seperti di Panjang, dengan membuat tote bag dan poch. Sukses untuk usahanya ya Ais dan Reza.

Jika Anda hendak mengikuti produk yang dihasilkan Ais, silakan mengikuti akun Instagramnya @ciprutcraft. Atau menghubungi nomor ponsel pada ponsel 0822-81847147.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

Populer Minggu Ini