Jejamo.com, Bandar Lampung – Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas Bandar Lampung (UBL) mengelar seminar dengan tema Implementasi Kebijakan Publik dan Proses Implementasi Kebijakan. Kegiatan ini menghadikan narasumber Kordinator Wilayah Program Keluarga Harapan (PKH) Provinsi Lampung II Slamet Riyadi dengan peserta mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah Implementasi Kebijakan Publik, berjumlah kurang lebih 50-an orang.
Selvi Diana Meilinda, dosen pengasuh mata kuliah tersebut, mengaku tertarik membedah PKH karena menurutnya PKH saat ini sedang hits. “Program PKH saat ini menjadi pembicaraan banyak orang. Terlebih infonya akan diperluas tahun ini menjadi 10 juta penerima,” ujarnya dalam rilis yang diterima redaksi Jejamo.com, Senin, 8/5/2017.
Selvi menuturkan, seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada mahasiswa terkait proses implementasi sebuah kebijakan publik langsung dari implementor. “Kehadiran Koordinator Wilayah PKH Provinsi Lampung sebagai narasumber, tentunya akan memperjelas bagaimana teknis pelaksanaan PKH di Provinsi Lampung ini,” katanya.
Korwil PKH Provinsi Lampung II Slamet Riyadi mengucapan terima kasih atas kepercayaan civitas akademika UBL yang telah memberikan kesempatan menjadi narasumber seminar. Sebelumnya Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Lampung juga mengelar kegiatan serupa.
“Maraknya kajian PKH di kampus tentunya menjadi sebuah pertanda positif, artinya PKH dikenal masyarakat luas. Semoga mimbar-mimbar akademik seperti ini mampu memberikan masukan konsep bagi pengembangan implementasi PKH ke depan. Salah satu caranya dengan riset dosen atau mahasiswanya,” ujar Slamet.
Lebih lanjut ia menambahkan pada tahun 2017 ini Kementerian Sosial akan melakukan perluasan PKH menjadi 10 juta Keluarga Penerima Manfaat. Menurut Slamet, Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung memberi infomasi pada tahun ini Lampung akan mendapat alokasi 161.629 peserta PKH baru.
“Implikasi perluasan ini, tentunya aka nada rekruitmen pendamping dan operator baru di tahun ini. Prediksi saya dibutuhkan 500-an lebih formasi pendamping dan operator sebagai kosekuensi penambahan 161.629 KPM di Lampung,” ungkap Slamet.(*)