Jejamo.com, Bandar Lampung – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung terus berinovasi untuk mensukseskan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Bumi Ruwa Jurai.
Instansi yang dinakhodai Paulina JS itu berinovasi membuat gebrakan baru di tahun 2017 dengan meluncurkan kegiatan Camping Program. Sebuah kegiatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan KB di berbagai wilayah sasaran, khususnya menyisir daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) yang belum tergarap program KKBPK secara maksimal.
Demikian kata Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Paulina kepada jejamo.com, Rabu 10/5/2017.
Menurut Paulina, Dusun III, Kampung Sendang Baru, Kecamatan Sendang Agung, Kabupaten Lampung Tengah, menjadi lokasi pertama yang tersentuh program tersebut. Kegiatan akan berlangsung pada 18-19 Mei 2017.
Kegiatan ini direncanakan dihadiri Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB-KR) Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Putra Alam, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Lampung Tengah, Camat Sendang Agung, Kepala Kampung Sendang Baru, dan masyarakat Dusun III.
Kepala Bidang KB-KR Putra Alam menambahkan, Camping Program merupakan kegiatan terpadu antarbidang yang dilaksanakan bersama oleh Perwakilan BKKBN Lampung dengan organisasi perangkat daerah (OPD) KB kabupaten/kota di suatu lokasi yang masuk dalam kategori DTPK.
Kegiatan tersebut antara lain pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi (KB-KR), advokasi dan KIE, ketahanan remaja, dan tribina.
Pada kegiatan itu, pelayanan KB difokuskan pada penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu IUD, implan, MOP, dan MOW.
Masyarakat akan diberi penjelasan dan pengertian tentang keunggulan KB MKJP. Pola pikir masyarakat di wilayah DTPK yang takut untuk menggunakan alat KB MKJP, seperti yang terjadi selama ini, secara perlahan diubah. Paulina menjelaskan, dalam program ini, akan dijelaskan kepada masyarakat, KB MKJP aman, nyaman, dan tanpa efek samping. Sementara untuk melayani para akseptor dilakukan oleh bidan-bidan berpengalaman.
“Pelayanan KB lain seperti pil dan suntik juga tetap diberikan. Semua dilayani sesuai keinginan akseptor. Hanya saja diharapkan para akseptor untuk kedua cara KB tersebut, mau pindah cara ke KB MKJP,” katanya.
Untuk Advokasi dan KIE, lanjutnya, dengan melakukan pemutaran film menggunakan Mobil Unit Penerangan (Mupen) dan memberikan advokasi tentang program KKBPK kepada masyarakat; Ketahanan Remaja melalui penyuluhan tentang program GenRe (Generasi Remaja).
Remaja ditekankan untuk menghindari seks bebas, pernikahan dini, dan tidak terpengaruh pada minuman keras dan narkoba. Selain itu, remaja di daerah tersebut juga disarankan untuk membuat wadah berupa Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja.
Sementara untuk kegiatan tribina yaitu bina keluarga balita, bina keluarga remaja, dan bina keluarga lansia akan dilakukan melalui penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang memiliki balita, remaja, dan lansia.
Dengan kegiatan itu diharapkan akan terbentuk kelompok-kelompok tribina yakni BKB, BKR, dan BKL. Melalui kelompok-kelompok tersebut program KKBPK akan lebih mudah sampai kepada masyarakat.(*)
“Harapannya semua keluarga yang telah menjadi anggota tribina akan ikut program KB, khususnya KB MKJP bagi pasangan yang telah memiliki dua anak atau lebih,” ujarnya.
Putra Alam menuturkan, Camping Program akan dilaksanakan di 15 kabupaten/kota, khususnya di lokasi kampung KB. Kegiatan tersebut diharapkan dapat juga diterapkan di provinsi-provinsi lain untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan KB, yang berujung pada turunnya total fertility rate (TFR).(*)
Laporan Widyaningrum, Wartawan Jejamo.com