Jejamo.com, Bandar Lampung – Aditya Ai’nurahman, balita berusia 1,5 tahun warga Dusun IV Dorowati, Desa Penaganratu, Kecamatan Abung Timur, Kabupaten Lampung Utara, terkena pembesaran kepala atau hydrocephalus dan harus menjalani perawatan di ruang Kemuning, Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUAM) Provinsi Lampung.
Balita tersebut sudah delapan bulan menjalani perawatan. Terlihat selang kecil yang menembus di bagian kepalanya yang terhubung ke wadah urine bag. Selang tersebut dipasang untuk mengeluarkan cairan yang ada di kepala Aditya.
Surami (56), bibi Aditya, menceritakan, waktu dilahirkan, Aditya dalam keadaan normal. Namun, ketika berusia satu bulan setengah, balita yang lincah itu terkena infeksi di kepala.
“Lama-kelamaan bagian kepala Aditya membesar. Terus dibawa ke rumah sakit. Hingga saat ini sudah delapan bulan menjalani perawatan di sini. Saya terbantu dengan adanya rumah singgah yang enggak jauh dari sini,” ujarnya, Senin, 29/5/2017.
Menurut Surami, pihak RSUDAM Lampung hingga saat ini belum dapat mengambil tindakan untuk mengoperasi Aditya
“Kata dokter belum bisa dioperasi. Lalu dilakukan pemasangan selang kembali untuk mengeluarkan cairan di kepala. Selang itu dipasang dari kepala dan penampung cairan tuk memakai wadah urine bag. Kalau sudah bersih baru bisa dioperasi,” terangnya.
Sementara itu, Surami menjelaskan, orangtua Aditya, Jamil, tidak mendampingi bocah malang itu.
“Ibunya, Teko, meninggal dunia saat melahirkan dia. Kalau bapaknya sudah enggak mau mengurusnya lagi, bahkan enggak mau mengakui kalau itu anaknya,” terangnya sembari menangis.
Kemudian, dirinya bersama keluarganya berinisiatif untuk terus mengurus dan menjaga Aditya selama menjalani perobatan.
“Saya kasihan lihatnya. Karena bagaimanapun dia ini keponakan saya. Almarhumah ibunya Aditya itu adik saya. Kami sepakat mengurusnya. Untuk keperluan sehari-hari selama perawatan ada saja kiriman dari RT dan warga sekitar serta saudara-saudara lainnya,” ungkapnya.
Dia menambahkan, saat ini barang-barang yang dibutuhkan selama perawatan Aditya adalah pampers, susu, dan beberapa vitamin, serta keperluan lainnya.
“Dari pertama datang ke sini kondisinya masih seperti ini. Dia juga cuma bisa ngomong ‘enggak’. Terkadang sering menangis kalau dia merasa sakit. Saya juga berharap agar bapaknya ikut membantu mengurus dia,” pungkasnya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Amil Zakat Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Lampung yang sudah membantu dalam program Layanan Pendampingan Orang Sakit (LAPORS).
LAPORS IZI Lampung adalah program Layanan Pendampingan Orang Sakit yang dikelola lembaga amil zakat Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Lampung.
Selama Ramadan, IZI Lampung dan Jejamo.com bekerja sama membantu orang-orang sakit dan menuliskannya sebagai artikel untuk menggugah pembaca turut membantu.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com