Kamis, November 7, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Duduk Seadanya Presiden Jokowi Temui Suku Anak Dalam

Suku Anak Dalam
Presiden RI temui sejumlah perwakilan Suku Anak Dalam di Jambi. Meski tanpa tempat duduk yang layak, Presiden tampak serius berdialog dengan sejumlah kepala Suku Anak Dalam | Tempo.co

Berita Nusantara, Jejamo.com – Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Jambi guna memantau langsung penanganan kabut asap Sabtu, 31 Oktober 2015 lalu disertai pertemuan dengan suku Anak Dalam. Kepada presiden, Suku Anak dalam meminta aliran listrik guna membantu menjalani aktifitas mereka.

 

Presiden ternyata tak canggung untuk duduk nongkrong bersama utusan Suku Anak Dalam atau sering juga disebut Orang Rimba.

 

“Saat berdialog dengan Presiden kemarin, kami meminta bantuan agar pemerintah membantu memasang jaringan listrik dan dibuat sumur di lokasi 15 unit rumah di Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun,” kata ketua kelompok orang rimba, Temenggung Grip, seperti dilaporkan Tempo.co.

 

Rumah-rumah milik suku Anak Dalam jarang sekali ditempati karena tidak ada sumur dan jauh dari sumber air bersih, apalagi penerangan. “Untuk apa kami tempati, sementara kami memang kebiasaan hidup selalu berpindah-pindah,” ujar Temenggung Grip.

 

Sebelumnya, rumah-rumah tersebut hanya dijadikan sebagai tempat singgah orang rimba saat mereka keluar dari kawasan hutan untuk menjual hasil hutan, seperti rotan dan getah jernang.

 

“Jika dilengkapi fasilitas memadai, rumah-rumah itu bisa kami tempati, termasuk tempat mengungsi saat kabut asap seperti sekarang ini,” katanya.

 

Menurut Temengung Grip, Presiden Jokowi ketika langsung memerintahkan para menteri terkait untuk memenuhi permintaan orang rimba.

 

“Kami menunggu janji Presiden tersebut. Dalam kesempatan itu juga, Presiden memberi kami Kartu Indonesia Sehat untuk berobat gratis,” ujarnya

 

Sementara itu, Ketua Adat Suku Anak Dalam yang bermukim di daerah Kedudung Muda yang masih dalam kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas, Mangku Basemen mengaku, dia dan warga lain sudah dua pekan ini keluar rimba karena asap pekat yang mengepung rimba.

 

“Akibat kabut asap ini, banyak warga kami yang mengalami gangguan kesehatan, seperti batuk, flu, dan gangguan pencernaan, terutama dialami para balita,” ujar Mangku Basemen,

 

Diakui Mangku Basemen, Menteri Sosial telah berjanji akan membantu orang rimba untuk pemulihan kebun mereka yang terbakar dengan bantuan bibit karet dan tanaman hutan yang dibutuhkan. Sedangkan anak-anak akan dibantu mendapatkan pendidikan lebih lanjut dengan bantuan Kartu Indonesia Pintar.

 

Warga suku Anak Dalam yang tinggal dan menggantungkan hidup di dalam hutan Taman Nasional Bukit Duabelas sebanyak 1.700 jiwa. Mereka terpencar dan terbagi dalam beberapa kelompok dan menggantungkan hidup pada hutan yang kini dikepung asap.(*)

 

Jejamo.com, Portal Berita Lampung Terbaru dan Terpercaya

Populer Minggu Ini