Jejamo.com, Bandar Lampung– Sudarmin (40) warga Dusun Sukorejo, Desa Purwosari, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, tak kuasa menahan tangis saat menceritakan penyakit kanker payudara yang dideritanya selama tujuh tahun, saat di temui di ruangan Bugenvil, Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Lampung, Selasa, 13/6/2017.
Sudarmin hanya bisa terbaring di atas ranjang saat menjalani perawatan. Sesekali Ibunya Damini (60) membantunya menghapus air mata yang menetes di pipinya. Sang suami Tumiran (43), sudah pasrah atas penyakit yang menyerang istrinya.
Sudarmin menceritakan, penyakit kanker payudara yang dideritanya selama tujuh tahun berawal ada benjolan di payudara sebelah kiri, dari hasil pemeriksaan dokter pada memvonis bahwa terkena kanker payudara.
“Pertama kali periksa itu 2010 di Rumah Sakit Urip Sumoharjo, dokter bilang kanker stadium 3, terus dilakukan operasi 2011 sudah pengangkatan payudara kiri, selama 8 hari saya dirawat dan sempat sembuh,” ujarnya kepada Jejamo.com.
Dia menuturkan, Penyakitnya mulai kambuh kembali awal 2017, dirinya harus kembali menjalani perawatan. Pasalnya, penyakit tersebut sudah menyerang bagian urat syaraf hingga otak.”Empat bulan lalu baru tahu kalau sudah sampai ke otak, sebelumnya hasil lab sudah nggak ada penyakitnya baru kambuh lagi 2017 awal ini,” ujar ibu dua anak ini.
Dirinya mengaku pasrah atas penyakit yang dideritanya. Namun, dia selalu terpikirkan sang suami yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan harus mencari biaya untuk pengobatan dan selama ia rawat.
“Saya kasih lihat suami harus cari biaya kemana untuk pengobatan, belum lagi biaya bayar kontrakan rumah, biaya keperluan sehari-hari dan biaya sekolah kedua anak. Sementara suami bekerja sebagai kuli bangunan, saya cerita ini tidak ada yang dilebih-lebihkan semuanya fakta,” terangnya.
Biaya pengobatan ia juga dibantu BPJS. Namun, biaya untuk vitaminnya dirinya meminta kepada suaminya.”Harga vitaminnya itu Rp. 450 ribu, tapi kalau pakai resep dokter Rp. 650 terkadang nggak menentu dan vitaminnya hanya cukup untuk satu bulan saja,” urainya.
Dirinya berharap, cepat sembuh dan dapat beraktivitas kembali seperti membantu suami dan mengurus kedua anaknya bernama Ajeng Amelia (16) dan Nicholas (13).”Sebelum sakit saya berjualan sayur, anak ada dua satu perempuan SMA kelas 2 dan laki-laki kelas 1 SMP,” ujarnya.
Sementara itu, Tumiran mengatakan, dirinya tidak tahu lagi harus mencari kemana lagi untuk biaya pengobatan dan biaya keperluan sehari-hari selama istrinya dirawat.
“Kalau hasil kerja nggak cukup, yaitu saya menutupinya utang sana-sini yang penting istri bisa masuk rumah sakit, sebelumnya pernah dirawat di rumah selama 4 bulan. Tapi, saya kwatir dengan kesehatannya,” kata dia.
Menurutnya, setiap 21 hari ia harus mengambil obat ke RSUAM, dokter bilang untuk pengobatan diperlukan waktu selama 10 tahun.”Kalau ada yang membantu meringankan beban saya, saya ucapakan terimakasih semoga Allah SWT dapat membalasnya. Harapan, saya istri cepat sembuh dan dapat mengurus anak-anak hingga sampai menikah,” urainya.
“Saya ucapkan terima kasih atas bantuan Lembaga Amil Zakat Inisiatif Zakat Indonesia (IZI dan Jejamo.com, semoga bantuan ini dapat meringankan beban saya dan keluarga,” pungkasnya.
LAPORS IZI Lampung adalah program Layanan Pendampingan Orang Sakit yang dikelola lembaga amil zakat Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Lampung.
Selama Ramadan, IZI Lampung dan Jejamo.com bekerja sama membantu orang-orang sakit dan menuliskannya sebagai artikel untuk menggugah pembaca turut membantu.(*)
Laporan Andi Apriyadi Wartawan Jejamo.com