Ketua DPC PKS Kemiling
[quote font_style=”italic” color=”#dd0404″]”Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. ( Al Zalzalah : 7 )[/quote]
Tiga hari yang lalu, kami mendapat kesempatan berharga bisa bersilahturahim dengan Bapak Abdul Karim, beliau adalah pemilik Al Karim Group, lembaga yang bergerak di bidang pendidikan. Saat ini beliau memiliki beberapa bimbel, TKIT, SDIT, dan In Syaa Allah tahun ini akan membangun SMPIT.
Pagi itu kami berbincang santai di kantor SDIT Alam Al Karim yang berada di Pinang Jaya, Kemiling. Obrolan santai tentang perjalanan beliau dan istri membangun Al Karim Group menjadi topik utama kami.
Dari mulai cerita pahit awal mula membangun bimbel dan Sekolah Islam Al Karim, sampai pada gregetnya beliau kepada pengelola sekolah Islam, karena tidak mudahnya beliau dan istri mendapatkan informasi tentang konsep dan kurikulum pendidikan dari setiap sekolah yang di studi bandingi. Ada yang beralasan bahwa kurikulum tersebut adalah rahasia sekolah, sehingga tidak bisa diberikan, sampai munculnya ketakutan akan adanya persaingan padabisnis di sektor pendidikan.
Alhamdulillah, obrolah hangat kami pagi itu berujung pada peluang kerjasama usaha yang bisa kami sinergikan.
Masya Allah, benarlah yang di sabdakan Rasulullah SAW :
“Barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan ditangguhkan atau dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung tali silahturahim (H.R. Bukhari dan Muslim)
Hal yang lebih menarik dari pertemuan tersebut adalah selama kurang lebih 90 menit berbincang, satu kalimat berharga kami dapatkan, untuk mewakili begitu banyak kalimat hikmah yang beliau sampaikan kepada kami ;
“Memperluas Manfaat”
Saudaraku,
Islam adalah agama Rahmatan lil alamin. Islam merupakan agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua seluruh alam semesta, termasuk hewan, tumbuhan, apalagi sesama manusia.
Allah SWT berfirman dalam Surat al-Anbiya ayat 107
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Islam melarang manusia berlaku semena-mena terhadap makhluk Allah. Menjadi rahmat bagi semesta alam, artinya nilai, konsep kebaikan dan manfaat Islam harus dirasakan oleh seluruh mahluk.
Contoh sederhana, bila Islam memiliki konsep pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan sebagainya, maka konsep dan nilai kebaikan tersebut harus disampaikan, disinergikan dan dapat dirasakan oleh semua mahluk, khususnya manusia.
Lebih spesifik lagi, setiap personal maupun lembaga yang memiliki gagasan kebaikan, hendaknya gagasan kebaikan tersebut bisa disebarluaskan kepada seluruh manusia, agar kebermanfaatannya semakin meluas, gagasannya bisa diduplikasi oleh banyak pelaku kebaikan lainnya.
Bayangkan jika semakin banyak manusia memahami dan mengamalkan konsepsi diatas, maka akan sungguh indah dan damainya dunia ini.
Apalagi dalam Islam, ilmu bermanfaat yang disebarluaskan termasuk kategori amal yang pahalanya terus mengalir kepada pelakunya, meskipun si pelaku telah meninggal dunia.
Fitrah tidak kita bohongi, bahwa setiap manusia ingin diperlakukan baik dan ingin berbuat baik. Logika sederhana yang kita sering dengar ” Seorang penjahat saja tentu ingin memiliki banyak teman ataupun anak buah yang baik dan dapat dipercaya”, apalagi orang yang baik, tentu saja ingin hal yang lebih baik dari logika tersebut.
Saudaraku,
Sebuah evaluasi kritis tentu perlu dilakukan untuk mengukur radius kebermanfaatan kebaikan yang telah kita lakukan.
Boleh jadi, ketika saat ini ide kebaikan itu lambat bertumbuh dan tidak cepat berkembang, penyebabnya utamanya ada pada belum apiknya kita dalam mengemas gagasan tersebut serta belum tulusnya kita dalam menyebarkannya kepada khalayak ramai.
Jangan -Jangan, hari ini kita masih terjebak pada logika sesat “siapa yang akan memperoleh nama baik dan pujian dari mahluk dari setiap ide kebaikan”. Kita lupa pada substansi, bahwa setiap amal kebaikan akan selalu tercatat rapih dan pahalanya takkan tertukar dengan siapapun.
Untuk itu, harusnya tidak akan ada kekhawatiran dari setiap pelaku kebaikan.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbuat kebaikan saja, kita masih akan dicibir oleh segelintir orang, apalagi bila kita melakukan keburukan.
Akhirnya,agar kita semua senantiasa sabar dan istiqomah dalam menyebarluaskan kebaikan, mari hayati bersama dua ungkapan hikmah Syaidina Ali Bin Abi Tholib
“Jika datang kepadamu gangguan dari kiri/kanan, jangan berpikir bagaimana cara membalas dengan yg lebih perih, Tapi berpikirlah bagaimana cara membalas dengan yang lebih baik.
“Kurangi mengeluh, Teruslah berdo’a dan berikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan. Hingga keburukan dan kesedihan lelah mengikutimu”.(*)