Jejamo.com, Bandar Lampung – Usaharwati (64), guru senior mata pelajaran Biologi SMAN 2 Bandar Lampung yang sudah memasuki usia pensiun mengungkapkan, selama mengajar di sekolah itu, para guru menggunakan sistem belajar secara kekeluargaan.
“Saya anggap mereka seperti anak sendiri. Meski di dalam kelas, kami disiplin, tapi di luar kelas berbeda. Kami membina hubungan kekeluargaan dan mereka juga tahu kapan waktunya disiplin, bersantai, dan bergaul,” ujarnya kepada jejamo.com di SMA Negeri 2 Bandar Lampung, Kamis, 29/6/2017.
Menurutnya, sudah 20 tahun yang lalu anak-anak didiknya meninggalkan sekolah ini. Meski begitu, anak didiknya masih ingat dan peduli dengan almamaternya.
“Alhamdulillah mereka masih ingat dengan teman-teman dan para gurunya ini sangat positif sekali. Meski saya pernah dengar kabar meraka tidak akan bertemu lagi tapi semua itu tidak benar. Kita lihat sendiri mereka masih berkumpul dan kompak,” terangnya.
Kepedulian IKA Smanda 1997 tidak memandang golongan dan status, dimana pun mereka berada selalu kompak.
“Kekompakan mereka inilah yang bikin saya bangga. Semoga mereka bisa menjaga kekompakannya dengan baik,” ucapnya.
Baginya apa yang diajarkan kepada anak didiknya tidak seperti mengajar sistem pendidikan pada umumnya. Bahkan, ada salah satu murid yang tidak pernah mencatat atau mengerjakan tugas dirinya tidak mempermasalahkan.
“Mereka tidak punya catatan tidak apa-apa karena setiap murid itu sistem belajarnya berbeda-beda. Tapi, yang terpenting saat ulangan mereka mengerti dan paham, selain itu mereka juga menghargai gurunya,” kata dia.
Dia menambahkan, selama ia mengajar tidak pernah anak-anak membolos dan angkatan 1997 ini merupakan angkatan bertabur prestasi. Dan itu sangat membanggakan pihak sekolah dan guru-guru yang mengajar.
“Harapan saya, semoga di masa yang mendatang dapat menjadi anak-anak yang saling berbagi satu sama lain,” pungkasnya.(*)
Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com