Jejamo.com, Bandar Lampung – Akhir-akhir ini media sosial maupun media massa, dihebohkan dengan berita soal Kementerian Agama (Kemenag) yang minta awasi kegiatan ekskul Rohis.
Statment yang seolah-olah tidak bertanggungjawab itu, membuat geger kalangan pelajar, khususnya pelajar Rohis yang merasa dipojokkan.Bagaimana tidak, eskul Rohis dikait-kaitkan dengan aliran radikal. Separah itu kah?
Menurut Muarif Ketua Umum FKAR, saat membaca berita di media soal “Rohis diawasi?” Merasa heran campur senyum-senyum. “Mungkin maksudnya “Rohis Ngawasin Kita” kenapa tidak,” ujarnya dalam rilis kepada jejamo.com, Sabtu, 15/7/2017.
Muarif mengatakan, nyaris 10 tahun dirinya berinteraksi dengan Rohis, mulai dari SMP sampai dengan kuliah. Bahkan setelah luluspun, tidak ada hal-hal yang aneh di Rohis yang perlu diawasi. Asal muasal Muarif ikut Rohis awalnya diajak teman. “Hari gini gak punya eskul gak keren,” katanya.
“Singkat cerita, kebetulan saat nongkrong gak jelas di depan musala sekolah langsung jadi inceran senior untuk ikut acara perkenalan eskul terkece di sekolah. Disambut dengan salam, dan tak lupa senyum manis lepas dari para senior. Plus dikasih brosur yang ada cokelatnya. Widih nih udah kyak di pesawat VVIP servisnya. Begitulah cara Rohis mencari anggotanya dengan fasilitas yang maksimal,” tambahnya.
“Ahlan wa sahlan siswa baru. Dimanapun kelasnya Rohis ekskulnya. Kutipan spanduk membentang dengan bahasa marketing yang mengena banget. Dengan mengucap Bismillah, gabung deh dengan dengan ekskul ini,” ujarnya lagi.
Tidak Ada yang Aneh
Aktivitas yang selalu dibuka dengan Basmallah dilanjutkan dengan lantunan ayat-ayat Allah. Acara bikin hati meleleh, adem rasanya. Setelah pembina sambutan, mulailah ketua Rohis memberi wejangan dan taujih semangat. Intinya akhlak ok, prestasi yes. Tidak ada yang aneh!
Setelah prosesi penyambutan usai. Anggota Rohis setiap pekan dikumpulin dalam agenda BBQ (bina baca Quran) yang isinya belajar ngaji, kultum, tausiyah, motivasi belajar, evaluasi ibadah harian wajib dan sunahnya, plus diselipin game-game seru. Setelah itu pulang dilanjutin bimbel di luar. Tidak ada yang aneh!
Tak hanya itu, lanjutnya, ternyata tiap bulan ada program bersih-bersih musala, training-training motivasi dan skil. Silaturahmi ke rumah guru. Belum lagi saat masuk Ramadhan, diminta pimpin tadarus.
“Ngisi kultum pagi, lalu bagikan bingkisan Ramadhan ke penjaga sekolah, santunan untuk duafa, bagi takjil dan lainnya. Nih organisasi apa yayasan sosial,” kelakarnya.
Sebenarnya ada yang aneh dari ekskul ini. Kalau dipikir Rohis seperti alarm. Mungkin karena sudah terbiasa terbina di Rohis khususnya tentang manajemen waktu. Yang namanya salat wajib itu tanpa harus menunggu adzan, anak-anak Rohis langsung berangkat ke masjid. Salat subuh jarang terlewatkan.
Muarif menekankan, tidak ada yang perlu diawasi dari Rohis. Justru Rohis yang mengawasi anggotanya dan selalu dekat kepada Allah Sang Pencipta.
Ketua FKAR (Forum Kerjasama Alumni Rohis) Bandar Lampung ini, yang kini menaungi eskul Rohis se-Bandar Lampung, jenjang SMP dan SMA sederajat, mengajak pelajar muslim di Bandar Lampung untuk bergabung bersama Rohis di sekolah masing-masing.
Momen yang pas untuk siswa/siswi yang baru masuk sekolah dan sedang mengikuti masa orientasi dan bingung menentukan pilihan eskul. “Jangan ragu-ragu untuk memilih eskul Rohis, tidak ada yg harus ditakutkan dan dikhawatirkan, Rohis mengajak kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara yang baik sesuai pedoman Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah SAW.(*)