Muhammad Imron Rosadi
Ketua DPC PKS Kemiling Bandar Lampung
Kemungkinan besar,NasDem dan PKS Lampung kompak mengusung Bupati Lampung Tengah yang juga Ketua Umum NasDem di provinsi ini sebagai bakal calon gubernur.NasDem sudah lebih dahulu mendeklarasikan pencalonan Bupati Ronda ini kepada khalayak dilapangan Islamic Center beberapa bulan lalu.
PKS kabarnya dalam waktu dekat, tanggal 29 Agustus 2017, akan ikut mendeklarasikan dukungan. Kabar ini memang memicu banyak pendapat di kalangan kader PKS. Ada yang setuju, ada juga yang meminta DPW PKS Lampung menimbang ulang. Namun, pada intinya, entitas PKS tetap menjatuhkan pilihan kepada Mustafa. Apalagi bagi PKS yang partai kader, para kader diminta untuk menyukseskan pilihan politik ini.
Seseorang menjadi dikenal tentu saja dipengaruhi oleh sebuah label dan objektivitas pengakuan. Label yang melekat dalam diri seseorang inilah yang menjadikan orang mengenalnya. Orang sering juga menyebut istilah label ini dengan sebutan brand.
Label, brand terbentuk dari berbagai kelebihan yang dimiliki. Bagi seseorang yang akan mengikuti kompetisi, khususnya pemilihan kepala daerah, kelebihan-kelebihan yang dimiliki tentunya akan menjadi alasan utama kenapa masyarakat layak memilihnya.
Pada opini kali ini, penulis ingin berbagi pendapat mengapaMustafa memang pilihanyang sampai saat ini tepat untuk publik Lampung. Setidaknya ada lima alasan yang layak disorongkan sehingga Bupati Lampung Tengah ini pantas mendapat amanah baru sebagai gubernur Lampung periode mendatang.
Pertama, Mustafa memiliki pengalaman organisasi yang mumpuni
Penulis mengetahui bahwa Mustafa pernah menjabat Presiden BEM Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila). Ini jabatan setingkat ketua senat. Di kampus, Mustafa berkiprah di lembaga kemahasiswaan ini. Ini menjadi bekal yang cukup baik buatnya untuk memimpin Lampung. Setidaknya, ia memiliki pengalaman organisatoris di level kampus yang lumayan bagus.
Publik juga mengetahui kalau Mustafa juga aktif pada kepemimpinan Pemuda Pancasila di tingkat provinsi. Pengalaman organisasi profesionalnya juga didapat saat ia didapuk menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Lampung.
Ini juga menjadi bekal yang bagus karena dengan demikian ia mengetahui seleukl beluk usaha di Lampung. Dengan aktif pada organisasi Kadin, Mustafa mengetahui secara detail apa saja potensi Lampung yang bisa dikembangkan. Ia juga mengetahui secara perinci hal-hal apa saja yang menjadi kendala pengusaha lokal untuk masuk ke ranah nasional dan internasional.
Prestasi kepemimpinannya juga makin moncer saat berpasangan dengan Pairin maju dalam Pilkada Lampung Tengah. Dan itu berjalan sukses. Pairin dan Mustafa menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah di Lampung Tengah. Pada pertengahan jalan, Pairin mundur karena mengikuti Pilkada Kota Metro dan terpilih menjadi wali kota. Mustafa kemudian didapuk menjadi Bupati Lampung Tengah dengan wakil bupati yang baru, Loekman.
Separuh masa perjalanan Mustafa sebagai bupati juga mulus-mulus saja. Bahkan, saat Pilkada Lampung Tengah, suaranya signifikan bersama Loekman. Pada noktah inilah Mustafa kemudian tampak bisa mengimplementasikan gagasannya ke ranah pemerintahan. Satu demi satu ide dan gagasan ia ejawantahkan dalam program di setiap dinas.
Kedua, cepat
Satu yang kental dalam jiwa Mustafa adalah ia cukup cepat mengambil sebuah keputusan penting. Langkahnya nyaris lebih dahulu ketimbang bakal calon lainnya. Misalnya dalam hal pendeklarasian. Jika dibanding calon lain, Mustafa lebih dahulu bergerak. Dengan pasti, ia menggelar deklarasi pencalonannya. Ketua Umum DPP NasDem Surya Paloh yang langsung memberikan mandat kepada Mustafa untuk berlaga dalam Pilgub mendatang.
Kecepatan Mustafa lainnya adalah halprogram. Ia menindaklanjuti setiap program dengan melakukan inspeksi langsung ke lapangan. Beberapa persoalan warga ia tuntaskan. Beberapa kali saat media massa internet memberitakan warga Lampung Tengah yang sedang kesulitan dalam hal pelayanan kesehatan, ia turun langsung dan meminta dinas terkait untuk mengurusnya.
Kecepatan politik juga ia lakukan dengan menggandeng PKS sebagai koalisi NasDem pada Pilgub mendatang. Logikanya, ketika PKS menjatuhkan pilihan politik kepada Mustafa,tentu sudah dengan beragam pertimbangan matang. Plus-minus seseorang pasti ada, tapi PKS sudah menjatuhkan pilihan kepada PKS. Padahal, bakal calon lain juga berdatangan ke partai ini, namun Mustafa yang dipilih.
Dalam masa sekarang, Lampung membutuhkan pemimpin yang cepat dalam mengambil keputusan matang. Dan Mustafa bisa disorongkan sebagai tipikal pemimpin yang bergerak dengan cepat dan langkah yang matang.
Ketiga, ronda
Program ronda yang dilakukan Mustafa buat penulis adalah salah satu cara Mustafa dekat dengan warga. Itulah medium di mana pemimpin bisa bertatap muka secara langsung dengan warga dan mendengarkan keluh kesah mereka.
Program semacam ini tentu cukup “ekonomis”. Bila itu disebut manuver politik Mustafa dalam merangkul massa lebih banyak dan menjadi sarana pengenalan dirinya untuk maju sebagai kandidat gubernur, dalam politik, itu sah-saja. Bagaimanapun juga, politik adalah sebuah seni dalam memimpin, seni memengaruhi pilihan orang, dan sebagainya. Dan Mustafa kelihatan piawai memanfaatkan program ini sebagai salah satu jalan mensosialisasikan diri.
Ronda ini sendiri bukan tanpa ukuran. Bahwa ini menjadi jalan baginya untuk memberikan rasa aman kepada warga Lampung Tengah, jelas itu menjadi tujuan. Bupati ini ingin agar rasa aman kepada warga Lampung Tengah tercipta dengan dirinya turun langsung ronda.
Keamanan menjadi unsur penting dalam pembangunan. Tugas utama memang berada pada kepolisian. Meski demikian, demi menjaga situasi tetap kondusif, pemerintah daerah juga memiliki peran yang urgen. Untuk itu, pelibatan pemda dan masyarakat akan memaksimalkan upaya keamanan yang dilakukan. Untuk itu, Mustafa kemudian menggalakkan ronda di setiap kampung.
Tujuan utama tentu saja memberikan kesadaran kepada warga bahwa keamanan adalah tugas bersama. Naif rasanya jika menyerahkan bulat-bulat keamanan kepada kepolisian semata. Masyarakat juga mesti diberikan pemahaman bahwa itu juga menjadi tugas bersama. Harapannya, dengan kepala daerah turut serta dalam ronda, warga juga akan bersemangat dalam menjalani aktivitas ini.
Perihal bahwa ini menjadi sarana komunikasi politik yang efektif bagi Mustafa, itu tentu menjadi nilai plus tersendiri. Ini bentuk komunikasi politik yang ekonomis dan efisien. Peribahasa mengatakan, sekali merengkuh dayung, dua-tiga pulau terlampaui.
Andaipun Mustafa benar-benar diamanahkan menjadi gubernur, ia sudah berjanji akan meneruskan program ronda ini ke seluruh daerah. Ia ingin keamanan yang tercipta di setiap kampung atau desa memang diisiasi oleh warga dengan bersinergi kepolisian.
Keempat, kemampuan merangkul
Satu yang juga kental dalam diri Mustafa adalah kemampuannya merangkul semua elemen. Ini terlihat dari dukungan yang ia peroleh dari beragam komunitas. Sejumlah mantan aktivis BEM di Lampung, beberapa di antaranya mantan presiden BEM, menjadi bukti Mustafa memang punya posisi tersendiri di kalangan aktivis dan anak muda.
Jika merujuk pada beragam komunitas dan ormas, juga demikian. Persatuan Silat Teratai Hati (PSHT) juga sudah sejak dini mendeklarasikan diri menjadi relawan pendukung Mustafa.
Dalam sebuah tayangan video yang lumayan viral, Mustafa juga terlihat tampak piawai melakukan gerakan silat sehingga mengundang decak kagum penonton. Liukan gerakan silatnya menandakan ia punya perhatian penting kepada kesenian khas Indonesia.
Mustafa juga kerap hadir dalam acara yang diadakan umat beragama lainnya. Di Lampung Tengah, komunitas umat Hindu Bali tergolong cukup banyak. Pada banyak upacara adat, Mustafa kerap hadir. Beberapa kali pemberitaan tentang kehadirannya pada upacara adat ngaben misalnya, menjadi penanda ia memang ingin dekat kepada warganya. Tidak mengherankan jika kemudian warga berbondong-bondong memberikan dukungan kepadanya, jauh sebelum Pilgub digelar.
Model pemimpin semacam ini dibutuhkan dalam pembangunan Lampung ke depan. Kemampuan menggerakkan, keterampilan merangkul warga amat dibutuhkan. Ini menjadi prasyarat agar pembangunan Lampung ke depan memang melibatkan partisipasi semua warga.
Mustafa juga pasti piawai dengan skema ini karena Musrenbang sebagai sakaguru sebuah program pembangunan memang dilakukan secara teratur di Lampung Tengah. Kesuksesan ini tentu akan dibawanya jika menjadi gubernur Lampung. Bahwa sejak awal masyarakat harus dilibatkan dalam pembangunan dengan aktif dalam Musrenbang. Tanpa kemampuan merangkul warga,memberikan mereka keyakinan, menggerakkan mereka dalam roda pembangunan, sulit untuk merealisasikan pembangunan yang berkelanjutan.
Kelima, kemampuan menempatkan aparatur
Jika merujuk pada penempatan aparatur pemerintahan, Mustafa piawai di titik ini. Amat jarang kita dengar bahwa Mustafa sering memutasi kepala dinas atau pejabat di bawahnya. Kadang kita membaca beberapa kepala daerah seringkali merolling susunan pejabatnya. Bahkan tidaksatu-dua kali, beberapa kali. Untuk menempatkan pejabat memang memerlukan kecermatan tersendiri. Mungkin butuh beberapa kali rolling untuk mendapat komposisi pejabat yang piawai dan cakap.
Namun, berbeda dengan Mustafa. Jarang kitabaca di media massa ada rolling yang dilakukan Bupati Ronda ini. Andaipun ada, kuantitasnya tak begitu sering. Ini menandakan apa yang sudah diputuskan pada awal memimpin, memang sudah dipikirkan masak-masak. Sehingga, ketiadaan rolling lebih memperlancar urusan kedinasan yang notabene adalah pelayanan kepada masyarakat.
Dari noktah ini kita bisa membaca betapa Mustafa punya kepiawaian dalam melihat potensi orang-orang yang ia percaya memimpin dinas atau lembaga selevel itu.
Ini yang kita inginkan dari pemimpin sekelas gubernur. Rolling yang begitu sering tentu tak bagus. Mengapa demikian? Sebab, seseorang yang ditempatkan mesti belajar lagi dan penyesuaian dengan tugasnya. Jika ini sudah diselesaikan sejak awal, tentu amat bagus. Dan di titik ini Mustafa menunjukkan bahwa ia memang mampu untuk itu.
Akhirnya, ini hanyalah pendapat dari berbagai informasi dan pengamatan yang kami dapati. Mari menjadi pemilih yang cerdas, dengan cara mempelajari rekam jejak dari para calon yang akan berkompetisi. Pilihlah pemimpin dengan pendekatan objekivitas, bukan karena subjektivitas belaka, apalagi emosi sesaat.(*)