Jejamo.com, Kuala Lumpur – Kondisi perekonomian Malaysia makin mengkhawatirkan. Pada Kamis kemarin, 27/8/2015, nilai tukar ringgit jatuh di level RM 4,23 per USD, atau tutun hingga 31 persen dalam setahun.
Imbasnya langsung dirasakan perusahaan otomotif negeri jiran. Perusahaan otomotif lokal Naza Automotive Manufacturing Sdn Bhd (NAM) terpaksa memecat 255 orang karyawannya atau hampir separuh dari jumlah keseluruhan pekerjanya. Langkah ini sebagai respons anjloknya penjualan hingga 40 persen.
Kepala bagian komunikasi Naza Corporation Holdings Sdn Bhd (NCorp) Nor Azlina Ishak menuturkan, pekerja yang diberhentikan merupakan karyawan di Kawasan Perindustrian Gurun, Kedah. Mereka bertanggungjawab dalam produksi dan perakitan kendaraan merek Peugeot dan Kia.
“Kami terkejut karena penjualan kendaraan turun mendadak antara 30 hingga 40 persen akibat ketidakpastian ekonomi, pelemahan ringgit dan pelaksanaan pajak barang dan jasa (GST) pada 1 April lalu. Perusahaan-perusahaan lain juga menghadapi masalah serupa,” ujarnya seperti dilansir jejamo.com dari Merdeka.com, Jumat, 28/8/2015.
Sejak awal tahun pihaknya sudah mengambil langkah untuk mengurangi biaya operasi harian. “Bagaimanapun, sebagai bekas majikan kami prihatin dan karena itu kami menawarkan pampasan setimpal bagi setiap staf,” katanya.
Sementara itu Presiden Persatuan Automotif Malaysia (MAA) Datuk Aishah Ahmad mengatakan, ketidakpastian ekonomi dunia menjadikan rakyat khususnya pengguna lebih berhati-hati membeli kendaraan yang bernilai tinggi. Faktor ini yang menyebabkan penjualan otomotif di Malaysia lesu.
“Untuk saat ini, penjualan kendaraan hanya berada di tahap memuaskan dan seluruh pengedar giat menjalankan berbagai promosi untuk menarik pelanggan mereka,” katanya.(*)