Senin, November 11, 2024

Top Hari Ini

Terkini

Kapolres Way Kanan Diperiksa Propam Polda Lampung

Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan | Andi/jejamo.com
Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan | Andi/jejamo.com

Jejamo.com, Bandar Lampung – Kapolres Way Kanan AKBP Budi Asrul Kurniawan, menjalani pemeriksaan di ruang Kabid Propam Polda Lampung, Selasa, 29/8/2017. Pemeriksaan itu terkait pernyataan yang melecehkan profesi wartawan beberapa waktu lalu.

“Saya sudah diperiksa, saya juga minta diperiksa secara cepat biar langsung dapat mengklarifikasi. Karena walaupun pribadi saya yang diserang, kejadian itu melibatkan instansi Polri jadi saya tidak mau rusaknya terkait permasalahan ini,” ujarnya di Mapolda Lampung.

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan masih dalam penyelidikan Kabid Propam dan hingga saat ini belum ada keputusan.”Masih dalam pemeriksaan Kabid Prompam, kalau mau tahu hasilnya silahkan tanyakan ke Kabid Propam langsung,” kata dia.

Dirinya menceritakan, kronologis kejadian pada malam hari, saat anggotanya sedang melakukan uji coba jalan terkait angkutan batu bara yang dilaporkan masyarakat karena mengganggu sejak berbulan-bulan.

“Saya selaku Kapolres dan keamanan bertanggungjawab. kami melakukan uji coba apakah benar para pengusaha angkutan ini benar-benar komitmen dengan tonase dan jam pengangkutannya yang sudah diatur,” jelasnya.

Karena, pengusaha batu bara melakukan pelanggaran. Kemudian, pihaknya menghentikan uji coba tersebut.”Dihentikannya kerena perusahaan angkutan batu bara melanggar pengangkutannya sedangkan jamnya itu sudah benar. Itu yang membuat warga sekitar protes, Maka saya datang ke lokasi kejadian di Simpang 4, Kilometer 9, Negeri Baru, Blambangan Umpu, Way Kanan,” terangnya

Dia menuturkan, ketika sampai di lokasi melihat kerumunan masa dan dirinya berusaha berdialog di situ ia juga melihat dua rekan wartawan yaitu Dodi dan Dian yang menurutnya sudah di kenal cukup baik.

“Saya juga bilang ke mereka dan saya minta pembicara ini jangan direkam dulu. Karena nantinya takut dipelintir. Saat di lokasi juga cukup gelap jadi tidak memungkinkan mereka mengambil gambar artinya percuma juga mereka mengambil gambar dan itu disepakati. Saya juga sempat ngobrol sama mereka,” paparnya.

Ia mengaku apa yang disampaikan itu benar, tapi dirinya membantah melakukan penghinaan terhadap orang Lampung. Ia bilang cuma koran Lampung. Bahwa trend saat ini orang sudah banyak tidak membaca koran lagi itu inti awal pembicaraan kepada kedua wartawan tersebut.

“Satu anggota Polisi jelek maka semuanya jelek, begitu juga wartawan. Masalahnya Wartawan sekarang sudah banyak media sendiri dan itu percakapan kami yang tidak untuk direkam dan akhirnya dipelintir. Atas hal itu saya sampaikan permohonan maaf, Saya juga sudah meminta maaf ke kantor IJTI,” pungkasnya.(*)

Laporan Andi Apriyadi, Wartawan Jejamo.com

 

 

 

 

 

Populer Minggu Ini